SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Komisi IV DPRD Kabupaten Tangerang mengusulkan pembangunan tanggul dan tandon untuk mencegah terjadinya banjir berulang di Perumahan Cikande, Desa Cikande, Kecamatan Jayanti. Sebagian rumah warga di lokasi tersebut direndam banjir selama tiga kali dalam sepekan akibat luapan air sungai Cidurian.
Anggota Komisi IV DPRD Kabupaten Tangerang, Deden Umar Dhani mengatakan bahwa banjir yang terjadi di Perumahan Cikande Permai, Desa Cikande, Kecamatan Jayanti rutin terjadi setiap tahun. Sehingga, harus mendapatkan penanganan serius dan upaya penyelesaian yang tuntas.
Deden mengusulkan agar dilakukan pembangunan tanggul dan tandon air. Mengingat, rata-rata banjir di permukiman warga disebabkan adanya luapan air sungai.
“Harus dibangun, tanggul dan tandon air. Agar, tidak ada lagi air luapan sungai yang masuk ke pemukiman warga, ” katanya.
Dia menambahkan penyelesaian banjir harus melibatkan banyak pihak. Sebab, kata dia, banjir ini juga meluas. Karena tidak hanya terjadi di satu wilayah melainkan tersebar di sejumlah kecamatan seperti Balaraja, Curug, Sukamulya, Tigaraksa, Jayanti dan beberapa wilayah lainnya.
Maka dari itu, Pemerintah Kabupaten Tangerang harus melibatkan pihak Pemerintah Provinsi Banten untuk melakukan upaya penyelesaian banjir. Sehingga, kedepannya tidak ada lagi masyarakat yang menjadi korban banjir.
“Ini harus diselesaikan bersama-sama. Antara Pemerintah Kabupaten Tangerang dengan Pemerintah Provinsi, jadi dibagi perannya. Masyarakat terdampak banjir harus dihargai sebagai manusia yang dijaga keselamatannya,” ungkap dia.
Deden menambahkan ada hal penting juga yang harus dilakukan dengan membaca fenomena banjir terjadi pada perumahan-perumahan yang belum lama berdiri. Tentunya, kata Deden, hal itu dikarenakan terlalu lemahnya pemberian ijin terhadap pengembang
dan kontrol yang rapuh dari pelaksanaan pembangunan perumahan tersebut.
Seharusnya, Pemerintah Kabupaten Tangerang melakukan kontrol dan pemeriksaan yang ketat sebelum memberikan ijin. Sehingga, masyarakat tidak menjadi korban banjir.
“Harusnya pemeriksaannya ketat, apakah lokasi yang akan dibangun tidak akan berpotensi banjir, atau aman dari banjir. Jadi, jangan ada main mata tentang perijinan, antara pemerintah dengan pengembangan, sehingga mengorbankan masyarakat, ” tegas Deden.
Sementara itu salah satu warga Perumahan Cikande, Desa Cikande, Kecamatan Jayanti, Amar mengatakan, bahwa wilayahnya terkepung banjir sebanyak tiga kali, dalam kurun waktu satu pekan ini. Dintaranya, pada Sabtu (27/4/2024), Rabu (3/5/2024) sebanyak dua kali dan Kamis (4/5/2025).
“Beberapa wilayah sudah ada yang surut. Namun, wilayah di RT 4, yang merupakan wilayah banjir terparah, ketinggian air masih mencapai 2 hingga 2,4 meter, ” kata Amar kepada Satelit News, Minggu (5/5).
Sehingga, kata Amar, volume air yang merendam pemukiman warga masih tinggi membuat aktivitas warga terganggu. Bahkan mayoritas warga terpaksa menggunakan perahu karet maupun alat seadanya untuk bepergian.
Selain melumpuhkan aktivitas, Amar mengaku akibat banjir masyarakat yang terdampak mengalami kerugian yang cukup besar. Pasalnya, banjir yang kerap kali terjadi disetiap tahun ini, telah merusak barang-barang berharga mereka.
“Jadi, warga yang sebelumnya sempat pulang ke rumah, kini terpaksa mengungsi kembali ke balai warga dan tenda pengungsian yang didirikan oleh Pemerintah Kecamatan Jayanti, ” tandasnya.
Menurut Amar, bajir yang merendam wilayahnya. Diduga, karena air Sungai Cidurian kembali memasuki pemukiman pada Selasa (2/5) lalu.
“Banjir ini, karena luapan air Sungai Cidurian yang masuk ke pemukiman warga, ” tukasnya.
Camat Jayanti, Yandri Permana menambahkan telah terjun langsung ke lokasi untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak. Kata Yandri, bahkan sampai saat ini mobil dapur umum dan Tagana ( Taruna Siaga Bencana ) masih tetap stand by di lokasi untuk antisipasi banjir susulan.
“Pihak kecamatan aparatur desa dan muspika sudah langsung turun ke lokasi dan langsung memberikan bantuan berupa logistik dan obat-obatan untuk warga yang terdampak banjir,” tandasnya.
Di tempat terpisah, Camat Sukamulya, Asep Nurman Jaenudin menambahkan, bahwa air yang sempat merendam sebagian Perumahan Grand Harmoni II Balaraja, Kecamatan Sukamulya, kini telah surut total. Dan, warga sudah kembali kerumahnya masing-masing.
“Alhamdulillah, mulai Kamis (2/5) air telah surut total. Warga sudah kembali kerumahnya masing-masing, ” tukas Asep.
Sementara untuk mencegah terjadinya banjir diwilayah Perumahan Grand Harmoni II Balaraja, kata Asep, pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Tangerang berkolaborasi untuk mengusulkan dilakukannya normalisasi sungai kepada Pemerintah Pusat. Selain itu, pihaknya bersama Pemerintah Kabupaten Tangerang juga akan mengusulkan adanya pembangunan turap atau tanggul yang lebih permanen, sehingga air Sungai Cimanceuri tidak akan meluap ke pemukiman warga.
“Untuk mencegah banjir, tentunya harus ada penanganan terhadap Sungai Cimanceuri, seperti normalisasi dan pembangunan tanggul. Sementara Sungai Cimanceuri merupakan kewenangan pusat, maka dari itu kami akan mengusulkan hal itu kepada Pemerintah Pusat, ” tukas Asep. (alfian)