SATELITNEWS.COM, TANGSEL–Proyek pembangunan drainase atau gorong-gorong disepanjang Jalan Pondok Cabe Raya, Kelurahan Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) banyak dikeluhkan oleh warga. Bahkan, pelaku usaha dan pengendara turut mengeluh lantaran ikut terdampak.
Keluhan mereka bukanlah tanpa sebab. Pasalnya, proyek tersebut tidak kunjung selesai sejak awal pengerjaannya pada satu bulan lalu. Pertama, bagi pelaku usaha berdampak sepinya pengunjung lantaran akses masuk terhalang galian berukuran cukup besar.
Lalu, masyarakat dan pengendara mengaku khawatir dikarenakan lubang dan kotak beton yang disebut u-ditch bisa membahayakan. Apalagi, tidak adanya pagar pembatas dan rambu peringatan bahwa sedang ada pengerjaan proyek makin memperparah.
“Ini proyeknya sudah lama, banyak yang komplain juga. Kemarin ada yang kecemplung masuk ke dalam motor scoopy yang di sebelah Cabe 3. Bahaya ini, masalahnya sudah sebulan tapi belum beres. Tingkat keamanannya juga ngga ada. Misal pagar pembatas dan papan informasi kalau lagi ada pengerjaan,” ujar Kadir, sala satu warga ditemui di lokasi, Kamis (22/8).
Pria berusia 51 tahun itu menyayangkan lambatnya pengerjaan. Walaupun ini pekerjaan umum, jelas Kadir, jangan sampai menyusahkan orang lain. Padahal, pada awal pengerjaan, pekerjaan menjanjikan bakal selesai tidak lebih dari satu minggu.
“Ini ditelantarin, tidak boleh harusnya dinas terkait ngerjain seperti ini. Pekerjaan umum sih pekerjaan umum, tapi banyak ganggu orang. Kasian juga yang pada usaha punya toko jadi sepi. Bahkan sekelas indomaret aja jadi sepi karena depannya juga kena galian drainase itu,” ucapnya.
“Mereka waktu itu bilangnya paling tiga hari kelar, tapi udah sebelum gini. Jadi ini belum kelar, tapi malah nambah galian di lokasi lain sekitar 200 meter. Efeknya juga jadi sering macet biasanya pagi orang berangkat kerja sama malem orang pulang kerja. Coba kalau gini terlantar, yang rugi masyarakat,” sambungnya.
Ayu, salah satu pelaku usaha menyampaikan, sudah banyak pengendara yang terlibat kecelakaan akibat pembangunan tersebut. Agar drainase depan tempat usahanya diselesaikan dengan cepat, ia harus meminta dan menyuguhkan makanan dan minuman.
Ayu melanjutkan, bahkan sampai ada pelaku usaha lainnya yang harus memberikan uang Rp 150 ribu agar bisa dikerjakan lebih dulu. Memang, kata Ayu, bukanlah pekerja proyek yang meminta, itu merupakan inisiatif dari pedagang tersebut.
“Banyak juga kecelakaan, itu ada beton yang pecah karena ditabrak orang lewat. Posisinya terlalu ke tengah. Dia malah gali yang baru lagi, bukannya sebelah sini diselesaikan dulu baru lanjut ke yang lain. Dari berapa meter gitu di selesaikan dulu aturannya,” paparnya.
“Sampai itu ada tukang nasi goreng nyogok Rp 150 ribu biar dikerjakan lebih dulu. Ibaratnya dicepetin, kalau tidak bakal dari sana dulu. Kalau saya cuma bisa ngasih minuman kopi jus. Tapi memang ngasih duit itu permintaan dari pedagang, karena biar cepat dikerjakan,” imbuhnya. (eko)
Diskusi tentang ini post