SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Polisi menyita sejumlah barang bukti dalam kasus temuan tujuh mayat di Kali Bekasi yang diduga hendak tawuran. Terdiri dari 21 senjata tajam, 30 kendaraan roda dua, dan delapan ponsel. Polisi juga mengamankan 22 orang remaja. Tiga diantaranya ditetapkan sebagai tersangka.
Polisi mendapatkan barang bukti ini dari lokasi mereka berkumpul di sebuah gubuk, tepatnya depan PT Gudang Semen Merah Putih, Jalan Cipendawa, Jatiasih, Kota Bekasi, pada Sabtu (21/9/2024), pukul 03.00 WIB. “Jadi dari barang bukti ini, berikutnya akan kami proses untuk proses penyelidikan lebih lanjut,” ujar Kasat Reskrim Polres Metro Bekasi Kota Kompol Audy Joize Oroh dalam konferensi pers di Mapolres Metro Bekasi Kota, Senin (23/9/2024) siang.
Sebanyak 22 remaja ditangkap polisi. Mereka yang ditangkap merupakan remaja yang memilih tak meloncat ke Kali Bekasi. “Dari 22 orang tersebut diamankan, tiga orang yang kedapatan memegang senjata tajam,” ujarnya.
Sebelum ditangkap, para remaja ini lebih dulu berkumpul di gubuk depan PT Gudang Semen Merah Putih, Sabtu, pukul 03.00 WIB. Di lokasi ini, total terdapat 60 orang yang berkumpul. Terdapat pula 30 kendaraan roda dua.
“Dari keterangan saksi juga diperoleh bahwa di tempat tersebut mereka melakukan aktivitas minum-minuman beralkohol dan terindikasi juga ada senjata tajam di lokasi tersebut,” ungkap Audy.
Tim Perintis Presisi Polres Metro Bekasi Kota yang tengah berpatroli, mendapat laporan terkait hal tersebut dari warga. Sekitar pukul 03.30 WIB, tim tersebut mendatangi lokasi tersebut.
Melihat kedatangan petugas, para remaja langsung melarikan diri. Ada yang lari perumahan warga. Ada yang melarikan diri ke arah Kali Bekasi. Sebagian mereka yang melarikan diri ke Kali Bekasi memilih untuk meloncat ke sungai.
“Ada beberapa yang memang tidak berani untuk meloncat karena melihat kondisi tempat yang tidak memungkinkan dan gelap, sehingga ada beberapa orang yang diamankan oleh Tim Perintis,” imbuh Audy.
Nasib nahas menimpa para remaja yang nekat melarikan diri dengan cara menceburkan diri ke kali. Pada Minggu pagi, warga menemukan tujuh jasad remaja mengapung di Kali Bekasi. Ketujuh jasad remaja yang saat ditemukan menggunakan jaket hitam yang sama tersebut, masih disimpan di RS Bhayangkara Kramat Jati, Jakarta Timur.
Audy menyampaikan, pihak kepolisian terus melakukan identifikasi ketujuh jenazah. Pihak kepolisian membuka posko pengaduan orang hilang di Rumah Sakit (RS) Polri Kramatjati. “Jadi, nanti apabila dari keluarga masyarakat atau keluarga yang merasa ada anggota keluarganya belum kembali ke rumah, bisa melaporkan ke posko orang hilang yang kami buka,” ungkap Audy.
Dalam kasus ini, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi mengatakan, dari 22 orang yang diamankan, tiga remaja ditetapkan sebagai tersangka. “Tiga orang ditetapkan tersangka karena membawa sajam tanpa hak. Tiga-tiganya ditahan di Polres Metro Bekasi Kota,” kata dia.
Selain itu, Ade menyebutkan ada empat orang lain yang diselamatkan tim patroli. “Ada 4 orang di antaranya mencoba melarikan diri itu masuk ke Kali Bekasi dan berhasil diselamatkan oleh tim Patroli,” kata dia.
Namun belum diketahui pasti berapa total orang yang ikut terjun ke dalam sungai untuk melarikan diri dari tim patroli. Hingga kini pihak kepolisian masih melakukan serangkaian pendalaman.
Bidang Propam Polda Metro Jaya sendiri sudah mulai memeriksa anggota Patroli Perintis Polres Metro Bekasi Kota. “Sampai dengan saat ini, yang diperiksa itu ada 9 anggota Patroli Perintis Polres Metro Bekasi Kota,” kata Ade.
Dugaan sementara, para korban nekat menceburkan diri karena takut adanya patroli polisi. Ade Ary menyebut nantinya Propam akan mendalami semua hal, dari proses patroli hingga pembubaran massa di lokasi.
“Jadi kan mereka (anggota) yang melakukan kegiatan cek TKP, mereka melakukan patroli siber, kemudian melihat ada yang lagi live IG melakukan ajakan tawuran kemudian mereka melakukan cek TKP. Inilah yang didalami, proses pengecekan TKP-nya itu, proses patrolinya itu seperti apa, proses pengecekan TKP-nya seperti apa, ini masih didalami,” jelasnya.
Sementara itu, RS Polri menyampaikan sampai saat ini baru lima keluarga yang mendatangi pihaknya untuk keperluan identifikasi. “Sampai hari ini kami baru menerima lima keluarga yang melaporkan kehilangan anggota keluarganya,” kata Kepala Bidang Pelayanan Dokter Kepolisian RS Bhayangkara Kombes Pol Hery Wijatmoko.
Hery menjelaskan pihaknya juga sudah melakukan pemeriksaan lengkap terhadap tujuh jenazah mulai pukul 09.00 sampai 15.00 sore. “Kemudian kita sudah membuat langkah-langkah pemeriksaan mulai dari toksikologi, patologi anatomi, dan sebagainya,” katanya.
Hery menjelaskan tujuh orang tersebut belum bisa teridentifikasi, karena masih membutuhkan sejumlah data dari pihak keluarga. (bbs/san)
Diskusi tentang ini post