SATELITNEWS.ID, CILOGRANG—Setelah dirawat intensif di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Cilograng dan RS Pelabuhan Ratu, Sukabumi, Jawa Barat, 20 orang korban tersambar petir dinyatakan membaik. Kabar tersebut datang dari Kepala Puskesmas setempat, Tatang Kusmana saat dihubungi melalui telepon selulernya oleh wartawan, Selasa (18/8).
Ke-20 orang yang merupakan warga Kecamatan Cilograng tersebut harus mendapat perawatan intensif akibat luka bakar setelah tersambar petir saat menonton pertandingan sepak bola di Kampung Cikareo, Desa Girimukti, Kecamatan Cilograng, Senin (17/08).
Dari 20 orang, tiga diantaranya harus dilarikan ke RS Pelabuhan Ratu akibat luka berat, sementara 17 orang lainnya mengalami luka ringan. Peristiwa tersebut, tidak hanya memakan korban luka ringan dan berat melainkan tiga orang lainnya dinyatakan meninggal dunia akibat insiden tersebut, jadi total ada 23 orang. “Setelah dilakukan perawatan 17 orang di Puskesmas kami, sudah membaik,” kata Kapus Cilograng, Tatang Kusmana, kemarin.
Begitupun pasien yang di RS Pelabuhan Ratu, kata Tatang setelah dilakukan monitoring dengan RS setempat bahwa tiga orang yang sebelumnya dinyatakan mengalami luka berat juga sudah membaik.”Kabarnya tiga orang juga membaik,” katanya.
Tatang menjelaskan, luka ringan dan pasca dilakukan perawatan ke-17 pasien tersebut dinyatakan membaik dan bisa kembali ke rumahnya masing-masing.”Sebagian sudah boleh pulang, karena kondisinya sudah stabil,” katanya.
Sementara, untuk korban meninggal dunia Tatang menambahkan, sudah dibawa pihak keluarga untuk dikebumikan.”Untuk yang meninggal dunia tiga orang tersebut dibawa ke Puskesmas. Namun saya nyawa tidak tertolong. Dan pada saat itu juga pihak keluarga langsung membawa jenazahnya untuk segera dikebumikan,” tandasnya.
Sementara Bupati Lebak Iti Octavia Jayabaya saat hadir di Pendopo KP3B Kota Serang mengaku ikut prihatin dan berbelangsungkawa. Dia mengaku kejadian itu tidak bisa diprediksi, lantaran fenomena alam dan di luar kuasa manusia. “Tapi kan itu di luar kuasa manusia, itu kuasa Allah. Saya juga ikut prihatin dan bisa menjadi pembelajaran di masyarakat,” terangnya.
Perempuan yang juga menjabat Ketua DPD Demokrat Banten ini mengaku sudah melakukan sosialisasi dan imbauan ke warga, baik melalui kepala desa, camat hingga terjun langsung ke masyarakat agar tidak berkerumun. Namun warga merasa wilayahnya zona hijau, tetap melakukan aktivitas yang menyebabkan kerumunan massa.
Bahkan larangan berkerumun hingga penerapan protokol kesehatan di Kabupaten Lebak sudah di atur melalui Perbup No 28/ 2020. Jika ada masyarakat yang tidak mengenakan masker, akan didenda Rp 150 ribu. Sedangkan bagi perusahaan yang tidak menerapkan protokol kesehatan didenda Rp 25 juta.
“Kita sedang melakukan uji coba Perbup 28 / 2020 sebetulnya. Hal itu juga, menghindari kerumunan. (Semoga peristiwa ini) bisa menjadi pembelajaran di masyarakat untuk menaati perbup yang kita keluarkan untuk kepentingan bersama,” jelasnya.
Sebelumnya tiga orang meninggal dunia dan belasan orang harus mendapatkan perawatan medis Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kecamatan Cilograng, akibat tersambar petir saat memohon pertandingan sepak bola di Kampung Cikareo, Desa Girimukti, kecamatan setempat sekitar pukul 16.30 WIB, Senin (17/08). (mulyana/bnn/made)
Diskusi tentang ini post