SATELITNEWS.ID, JAKARTA—Debat terbuka Pilkada Kota Tangsel putaran pertama yang disiarkan secara langsung di stasiun televisi swasta berlangsung hangat, Minggu (22/11). Tiga pasangan calon yang maju di Pilkada Tangsel saling adu program dan memaparkan visi dan misinya dalam momen debat tersebut.
Tema debat terbuka yang diselenggarakan ialah Mewujudkan Masyarakat Tangsel yang Sehat, Berkarakter, Maju dan Sejahtera. Debat tersebut sangat hidup, terlebih lagi ketika memasuki sesi debat, dimana moderator mempersilahkan setiap pasangan calon memberikan pertanyaan kepada lawannya.
Debat dimulai dengan pemaparan visi misi masing-masing pasangan calon. Pasangan nomor 1, Muhamad-Saraswati mendapatkan giliran pertama. Mantan Camat Ciputat itu memulai penyampaian visi dan misi dengan menyatakan ingin mewujudkan Kota Tangsel aman nyaman dan sejahtera berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 serta dibingkai NKRI. Visi misi itu dirangkum dalam tagline Tangsel Untuk Semua.
“Artinya dalam pelayanan tidak membeda-bedakan, suku ras agama dan budaya, dan kami tentunya akan melaksanakan Tangsel yang amanah,”ungkap Muhamad.
Calon Wakil Wali Kota Tangsel Saraswati menyampaikan visi pasangan tersebut. Keponakan Prabowo Subianto ini menerangkan, bahwa keberagaman yang diangkat harus dijaga dan dilestarikan untuk warga Tangsel. Tapi keberagaman ini memiliki ketimpangan sosial dan rawan konflik karena ketimpangan sangat nyata di Tangsel. Jika terpilih maka Muhamad-Saraswati akan mewujudkan keberagaman, pemerintahannya transparan, akuntabel dan nyata pengabdiannya.
“Kami tidak ingin menghadirkan pemerintahan yang otoriter dan kami dalam segala pembangunan kebijakan gotong royong, sejahtera, elok dan luhur budi warganya. Kami satu-satunya paslon yang mengajukan program ke KPU di dalam bingkai Negara Republik Indonesia, dengan semangat Pancasila dan UUD 1945. Ini diselaraskan dengan pemerintah pusat dan pemulihan ekonomi di masa pandemi,” ujarnya.
Calon Wali Kota Tangsel nomor urut 2, Siti Nur Azizah dalam penyampaian programnya, menyinggung soal ketimpangan di Tangsel. Juga menyoroti ketimpangan kesejahteraan dan pembangunan di Tangsel.
Menurutnya, pemerintah kota selama ini belum bisa menyeimbangkan pengembangan infrastruktur yang dilakukan oleh pengembang swasta. “Pemerintah belum mampu mengimbangi para pengembang swasta dalam menghadirkan infrastruktur yang baik,” ungkapnya.
Untuk itu, dia pun menyebut bahwa sebagian besar masyarakat menginginkan adanya perubahan di wilayah Tangsel ke depannya. Baik dari segi kepemimpinan maupun program pengembangan Tangsel.
“Karena itu lebih dari 60 persen warga Tangsel menginginkan perubahan. Baik kepemimpinan maupun program. Azizah-Ruhama akan membawa Kota Tangsel menjadi kota berkelas dunia tanpa meninggalkan budaya lokal dan keseimbangan lingkungan, dan terlepas dari kepemimpinan masa lalu,” ujarnya.
Sedangkan pasangan Benyamin-Pilar mengusung visi Terwujudnya Tangsel Unggul Menuju Kota Lestari dan Saling Terkoneksi. Menurut Benyamin, unggul berarti menjadikan Tangsel semakin baik, semakin maju di berbagai aspek dan bidang.
“Keberhasilan dan pencapaian Tangsel selama ini menjadi tanggung jawab kita semua untuk melanjutkannya. Karena itu, bersama Pilar Saga Ichsan, kami berkomitmen untuk membuat Tangsel semakin unggul di seluruh sektornya,” kata Benyamin.
Benyamin menjelaskan, Tangsel Unggul yang diusung dalam visi pencalonannya sekaligus menjadi jawaban terkait sejumlah permasalahan yang dinamis dari isu strategis yang ada. Untuk merealisasikan visi itu, pasangan Benyamin-Pilar menempatkan lima misi. Pertama, pembangunan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Kedua, pembangunan infrastruktur yang saling terkoneksi. Ketiga, membangun Kota Tangsel yang lestari. Keempat, meningkatkan ekonomi berbasis nilai tambah tinggi dan kelima, membangun birokrasi yang efektif dan efisien.
Memasuki sesi debat, pasangan Muhamad-Saraswati mendapatkan kesempatan pertama untuk bertanya kepada pasangan Azizah. Muhamad bertanya mengenai program daun kelor yang selama ini selalu digaungkan oleh Azizah-Ruhama setiap kali kampanye.
Bahkan Muhamad sempat menyindir, apakah nantinya daun kelor yang selalu dikampanyekan oleh Azizah tersebut, akan menggantikan maskot Kota Tangsel yaitu tanaman anggrek. “Apakah nantinya daun kelor ini akan menggantikan anggrek, dan bagaimana nanti program pembudidayaan,” ujarnya.
Menjawab pertanyaan Muhamad tersebut, Azizah menjelaskan bahwa program daun kelor tersebut tidak akan menggantikan anggrek yang selama ini telah menjadi maskot Kota Tangsel. Justru menurut Azizah pohon kelor akan tumbuh bersama dengan anggrek.
“Tentu tidak akan menggantikan anggrek, kelor ini akan tumbuh, dan akan tumbuh bersama-sama dengan anggrek. Dan kenapa kami selama ini selalu mengajak masyarakat untuk budidaya kelor, karena kelor ini selain memiliki nilai kesehatan juga memiliki nilai ekonomis, karena kelor bisa diolah menjadi beragam makanan. Dan di tengah wabah covid-19 ini, kelor menjadi salah satu solusi bahkan diakui pula oleh WHO untuk penanganan Covid. Dan dalam hal soal pembudidayaannya, tentunya kami akan melakukan penanaman di lahan yang akan kami sediakan setelah terpilh nanti,” ujarnya.
Sementara itu, Azizah-Ruhama yang mendapatkan giliran bertanya ke Benyamin-Pilar, menanyakan terkait penanganan -19 yang dinlai oleh Azizah-Ruhama masih bermasalah. Bahkan persoalan pelayanan rumah sakit juga disinggung oleh Azizah, dimana Tangsel hanya masih memiliki RSU tipe C.
“Kami melihat saat ini terkait persoalan Covid, pemerintah kota justru gagal dalam hal penanganan Covid, dimana dalam hal pelayanan seperti rumah sakit saja mengalami turun akreditasi dari tipe B kini menjadi tipe C. Dan soal pemetaan penularan juga saat ini kami lihat belum jelas,” ujar Azizah saat bertanya ke Benyamin.
Menanggapi hal itu, Benyamin justru mengatakan bahwa dalam penanganan Covid-19 di Kota Tangsel, pemerintah saat ini sudah sangat maksimal, bahkan angka kesembuhan cenderung naik dan kepatuhan masyarakat juga cendrung naik.
Sedangkan mengenai layanan rumah sakit, Benyamin menerangkan, mengenai akreditasi RSU Tangsel juga terus ditingkatkan. Dan saat ini Pemkot Tangsel juga telah membangun beberapa rumah sakit.
“Justru trennya saat ini di Kota Tangsel sangat bagus, dimana tingkat kesembuhan semakin meningkat, dan tingkat kepatuhan masyarakat sudah diangka 72 persen. Dan terkait rumah sakit saat ini pemerintah sudah membangun beberapa rumah sakit baru, seperti di Serpong Utara. Dengan begini, pelayanan kesehatan akan jauh lebih maksimal lagi. Dan ini yang akan kami lanjutkan,” ujarnya.
Dan yang cukup menarik ketika Benyamin mendapatkan giliran bertanya kepada Muhamad. Dalam kesempatan itu, Benyamin tidak hanya sekadar bertanya, tetapi meminta tanggapan dari Muhamad bagaimana selama ini perkembangan Kota Tangsel, terlebih lagi Muhamad juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Tangsel.
“Apa yang sudah kita lakukan bersama-sama selama kurun waktu 10 tahun ini di Kota Tangsel, saya ingin meminta tanggapan dari Pak Muhamad. Apa saja keberhasilan yang telah didapatkan oleh Kota Tangsel,” terangnya.
Menjawab pertanyaan tersebut, Muhamad tetap menilai bahwa selama ini masih banyak kekurangan di Kota Tangsel yang harus diperbaiki ke depannya. “Memang kita akui ada beberapa kemajuan dari Kota Tangsel. Namun tetap ada kekurangan, istilahnya tidak ada gading yang tidak retak. Ini yang akan saya bersama Saraswati untuk memperbaiki setiap kekurangan, bahkan kami melihat masih banyak kekurangan selama 10 tahun ini,” pungkasnya. (dra/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post