IRFAN MAULANA, KARAWACI
ELFA Sabrina Putri masih berjuang untuk sembuh dari tumor ganas yang dideritanya selama setahun ini. Kini dia membutuhkan uluran tangan para dermawan yang berniat membantunya sembuh dari penyakit yang telah memasuki stadium 4 ini.
Sabrina malu, dia tak ingin keluar saat para pejabat Pemerintahan Kota Tangerang berkunjung ke rumahnya yang berlokasi di Kelurahan Cimone, Kecamatan Karawaci, RT 3 RW 9 No 36 untuk memberikan bantuan. Dia malu lantaran kondisi wajahnya yang digerogoti tumor ganas. Saat itu dia hanya bersembunyi di kamarnya menghindari tatapan para pejabat.
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Liza Puspadewi dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Dedi Suhada beserta jajarannya yang datang disambut hangat oleh keluarga Sabrina. Mereka datang bukan sekadar berkunjung saja. Namun memberi bantuan berupa sejumlah uang untuk mendukung kesembuhan Sabrina.
“Sabrina malu kalau ketemu orang banyak,” ujar ibunda Sabrina Murtianengsih, kemarin. Menurutnya perubahan sikap dialami oleh Sabrina saat menderita tumor ganas sejak setahun lalu. Beda halnya saat dia masih sehat, Sabrina merupakan pribadi yang riang. Meksi begitu, nafsu makan Sabrina masih normal. “Alhamdulilah makan dia lancar,” imbuhnya.
Namun, karena penyakitnya dia menjadi tidak percaya diri alias minder. Hingga Sabrina yang baru duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 1 itu tak dapat melanjutkan pendidikan karena kondisinya yang semakin parah. Murtianengsih menceritakan penyakit yang dialami oleh Sabrina bermula saat anaknya jatuh pada Februari 2019 lalu. Saat sedang bermain dengan temannya dia terjatuh hingga dagunya mengenai aspal. Awalnya, dia hanya mendapat perawatan medis biasanya saja.
Namun, saat diobati belum ada progres yang menunjukkan kesembuhan Sabrina. Malah semakin parah. Awalnya dokter tidak mendiangnosis tumor ganas. Melainkan hanya bengkak biasa saja. “Dia jatuh saking periangnya itu. Saat jatuh kita obati. Tapi kok belum sembuh. Saat di klinik kan belum ada diagnosis tumor, ” ujar Murtianengsih. Tak kunjung sembuh, di bulan berikutnya Murtianengsing dan sang suami merujuk anaknya ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Tangerang. Saat diperiksa, baru dokter mendiagnosa Sabriba terkena Tumor Ganas.
Bak tersambar petir di siang bolong, Murtianengsih dan sang suami kaget. Mengetahui anaknya menderita penyakit yang dapat merenggut nyawa itu dia dan sang suami langsung diterpa kesediahan. Kendati begitu keduanya berusaha tetap tegar. Mereka percaya dengan usaha dan doa anaknya dapat disembuhkan. Meski di tengah keterbatasan.
Perawatan demi perawat telah dilalui Sabrina sampai pada akhirnya dia dirujuk ke salah satu Rumah Sakit di kawasan Depok untuk melakukan operasi. Lantaran di RSUD Kabupaten Tangerang peralatan medisnya tak cukup lengkap untuk mengangkat tumor ganas. “Di sana Sabrina operasi pada bulan Juni 2019. Itu operasi pertamanya,” ujar Murtianengsih.
Setelah operasi pertamanya, Sabrina juga belum menunjukkan tanda – tanda kesembuhan, bengkaknya malah semakin besar. Terlebih lagi anak berusia 8 tahun itu mengalami trauma pasca operasi pertama. Sabrina trauma karena rasa sakit yang dialamimya usai operasi.
“Setelah itu kita beralih ke pengobatan alternatif. Karena Sabrina trauma dia kesakitan setelah operasi,” kata Murtianengsih. Beralih ke pengobatan alternatif juga nihil. Belum ada progres kesembuhan yang dialami oleh Sabrina. “Arahan dari bu Liza kita kembali ke medis,” ungkap Murtianengsih.
Murtianengsih mengaku pengobatan Sabrina hanya mengandalkan dari BPJS saja. Lantaran keterbatasan ekonomi yang dialaminya. Murtianengsih hnya berjuala sayur di rumah. Sementara sang suami hanya seorang pegawai swasta. “Hanya BPJS saja,” imbuhnya.
Liza Puspadewi mengatakan ada dua RS yang bakal menjadi rukukan selanjutnya. Yakni RS Dr. Darmais dan RS Cipto Mangunkusumo. Sementara, kata dia pembiayaan semuanya akan menggunakan BPJS sepenuhnya tanpa ada biaya tambahan apapun. Dia menjamin kesehatan Sabrina melalui asuransi dari BPJS.
“Melaui program kami Universal Health Coverage. Pada prinsipnya Pemerintah Kota Tangerang akan menjamin seleuruh kesehatan masyarakat,” ujarnya.
Sementara, Dedi Suhada menambahkan jajarannya telah menyumbang sejumlah uang yang berasal dari Bank Sedakah Sampah. Diharapkan penyakit yang dialami Sabrina ini dapat cepat sembuh. “Jumlahnya hanya 8 juta itu dari Bank Sedekag Sampah yang dikelola DLH Kota Tangerang yang didapat dari beberapa komunitas yang ada di Kota Tangerang,” pungkasnya. (*/made)
Diskusi tentang ini post