SATELITNEWS.ID, TANGSEL- Pemerintah Kota Tangerang Selatan berencana membuang sampah ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Nambo Bogor Jawa Barat dengan volume 150 ton perhari.
Walikota Tangerang Selatan, Benyamin Davnie mengatakan pihaknya sudah rencanakan hal tersebut sejak awal MoU. “Kita harapkan sekarang ini yang sudah komunikasikan itu kurang lebih 150 ton setiap harinya kita bisa buang sampah,” katanya saat ditemui di Puspemkot Tangsel, Ciputat, Senin (1/11/2021).
Meski sudah sepakat dengan jumlah segitu, Benyamin tetap ingin menambah kapasitas pembuangan sampahnya hingga 400 ton perhari. “Tapi saya berharap bisa 400 ton perharinya, kalau teknis lainnya tergantung nanti,” ungkapnya.
Konsep kerjasamanya, kata Benyamin, diperkirakan sama dengan di Cilowong Kota Serang. Untuk kerjasama pembuangan sampah ke Nambo, pihaknya langsung bekerjasama dengan Pemprov Jawa Barat.
Sebelumnya, Pemkot Tangsel akan membuang sampah ke Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah atau TPPAS Nambo Kabupaten Bogor pada tahun 2020 lalu. Kerjasama itu berlaku selama 20 tahun, dimulai sejak pertengahan tahun 2020 sampai tahun 2040. Namun realisasi kerjasama itu hingga kini urung dilakukan karena TPPAS masih dalam proses pembangunan.
Perjanjian kerjasama atau MoU soal pembuangan sampah itu sudah ditandatangani antara Wali Kota dengan Gubernur Jawa Barat sejak beberapa tahun silam.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mengatakan TPPAS Nambo di Bogor bisa beroperasi pada awal 2022 mendatang. Pada fase pertama, tempat ini bisa memroses sampah 40 persen dari kapasitas penuh 1.800 ton.
“Termasuk, saya sampaikan berita baik dari Kadis Lingkungan Hidup, Lulut Nambo juga di awal 2022, 40 persen kapasitas sudah mulai bisa diambil dari daerah-daerah lainnya,” ucap Emil, di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (27/10/2021).
Sampah yang masuk ke Lulut Nambo, nanti ya bakal berasal dari Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kota Tangerang Selatan dan Kota Depok. Sampah kemudian diolah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF), bulir pupuk kompos, biogas dan produk energi dari sampah lainnya.
Direktur Utama BUMD PT Jasa Sarana Hanif Mantiq mengatakan teknologi untuk mengolah sampah menjadi energi itu didatangkan oleh perusahaan asal Jerman, Euwelle Environmental Technology GmbH.
TPPAS Nambo menggunakan teknologi mechanical biological treatment (MBT) dapat mengubah sampah menjadi refuse derived fuel (RDF) atau energi pengganti baru bara. Nantinya, terdapat empat wilayah yang bertugas menyuplai kebutuhan sampah TPPAS berkapasitas 2.300 ton per hari itu.
Rencana semula, Kabupaten Bogor mendapat jatah membuang sampah 600 ton per hari, Kota Depok 700 ton per hari, serta Kota Bogor dan Kota Tangerang Selatan (Tangsel) masing-masing menyuplai sampah 500 ton per hari. Namun jumlah kuota sampah tersebut dibahas ulang oleh Pemprov Jabar.
Pembahasan ulang kuota sampah tersebut tak terlepas dari sejumlah faktor, di antaranya mundurnya penyelesaian pengerjaan TPPAS Nambo. Kemudian, adanya kesepakatan untuk menjadikan TPA Galuga di Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, sebagai lokasi pengelolaan sampah menjadi biodiesel oleh PT Plastic Energy Limited yang berasal dari Inggris. (jpg/jarkasih)
Diskusi tentang ini post