SATELITNEWS.ID, BINTARO–Pandemik virus Corona atau COVID-19 semakin mengganas menyebabkan badan kesehatan dunia WHO mendeklarasikan virus ini sebagai pandemik global di awal Maret 2020. Di dalam negeri Indonesia, pemerintah menyerukan gerakan Social Distancing atau Menjaga Jarak serta aktivitas Work From Home (WFH) demi memperlambat serta memutus mata rantai penyebaran virus ini.
Rumah sakit dibanjiri jumlah pasien penderita positif COVID-19 yang terus meningkat sangat tajam dalam waktu yang relatif sangat singkat.
Petugas kesehatan menjadi kewalahan akibatnya. Jumlah Alat Pelindung Diri (APD) yang diperlukan petugas kesehatan pun menjadi semakin langka dan sangat terbatas setiap harinya.
Gerakan solidaritas dari berbagai kalangan termasuk dari anggota masyarakat Akademisi yang lahir dari keprihatinan yang sangat mendalam terhadap situasi yang berkaitan dengan merebaknya wabah virus COVID-19 ini bermunculan. Salah satunya adalah upaya untuk mencarikan alternatif penyediaan APD bagi para petugas medis yang bertugas yang sedang berjibaku menangani pasien positif COVID-19 di rumah sakit.
Adalah Ismail Alif Siregar, dosen Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) dari Program Studi Desain Produk. Meski sedang menjalani aktivitas Work From Home (WFH) sejak pertengahan Maret 2020 sesuai dengan surat edaran dari Rektor Universitas Pembangunan Jaya.
Alif sapaan akrabnya tergerak untuk tetap berkarya selama WFH dan menjadi bagian dari gerakan solidaritas dalam memerangi COVID-19 dengan membuat salah satu bagian dari Alat Pelindung Diri (APD) bagi petugas kesehatan berupa Pelindung Wajah atau Face Shield.
Pembuatan Face Shield ini terbilang sangat mudah dan dengan biaya yang relatif murah. APD Pelindung Wajah ini nantinya akan disumbangkan kepada Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto.
Sebagai dosen desain produk, Alif tergerak dengan kondisi saat ini dimana tenaga medis kesulitan mendapatkan APD, Diapun termotivasi membuat pelindung wajah APD dibuat dari bahan impra board dan mika PET.
Berbekal APD yang sudah dimiliki, Alif mulai membuat prototipe dengan bahan yang dimiliki dirumahnya. “Ternyata saya bisa membuat APD pelindung wajah dengan mudah, ” ujarnya.
Kemudian sebelum APD pelindung wajah dibuat dalam jumlah banyak, dirinya bertanya kepada salah seorang rekan istrinya yang tengah mengumpukan donasi untuk para tenaga medis. “Donasi APD pun juga dibuka, lalu sebanyak 20 APD pelindung wajah telah selesai dibuat dan disumbangkan,” kata dia.
Untuk memproduksi lebih banyak lagi Alif mengaku kesulitan mendapatkan bahan material pembuatan APD. “Saat ini toko yang menjual material tersebut telah banyak yang tutup,” ujarnya. (jarkasih)
Diskusi tentang ini post