SATELITNEWS.ID, TANGSEL–Universitas Pembangunan Jaya (UPJ) Bintato, Tangerang Selatan bersama 13 politeknik peserta ERICA (Empowering Polytechnic Leaders in Indonesia) yakni Politeknik Caltex Riau, Politeknik Astra, Politeknik Aceh, Politeknik Kelapa Sawit Citra Widya Edukasi. Politeknik Tonggak Equator, Politeknik Indonesia Venezuela, Politeknik Indonusa Surakarta, Politeknik Unisma Malang, Politeknik Aceh Selatan, Polytechnic of Wilmar Business Indonesia, Politeknik Pariwisata Batam, Politeknik Bhakti Kartini dan Politeknik Jambi menandangani nota pelaksanaan kerja sama di auditorium Politeknik Caltex Riau pada Senin (23/05/2022) lalu dalam rangkaian jamuan makan malam bersama jajaran pimpinan PCR.
Ketua Komite ERICA yang juga Wakil Rektor Bidang Operasional dan Kerjasama Universitas Pembangunan Jaya (UPJ). Eddy Yusuf mengatakan, kegiatan yang telah dilaksanakan bersama sejak Desember 2021 ini akan dilanjutkan dengan rangkaian kegiatan tindaklanjut bersama, antara lain sertifikasi IC3 senilai 1.7 Milyar yang akan diterima oleh peserta ERICA yang mengikuti secara penuh rangkaian program ERICA selama 6 bulan ini.
“Manfaat sertifikasi internasional ini di dukung oleh mitra UPJ yakni International Testing Center (ITC) yang telah mendanai pelatihan serupa di tahun 2018. Program saat itu bernama Indonesia Deans’ Course for Private Higher Education Institution atau INADC-PHEI,” ujarnya.
Eddy Yusuf lebih jauh menekankan harapannya tentang makna National Multiplication Training (NMT) yang diterima peserta. “Harapannya bagaimana PAP dan pelatihan ERICA ini mentransformasi Politeknik di Indonesia untuk tata kelolanya di tahun-tahun ke depan,” ujarnya.
Muhammad Ihsan Zul, S.Pd., M.Eng, alumni Dies NMT Indonesia tahun 2018 (alumni INADC-PHEI) yang merupakan tim pengusul hibah dari Politeknik Caltex Riau (PCR) menekankan tentang konsep workshop ERICA yang dirancang dari survei kebutuhan riil pimpinan Politeknik di Indonesia disamping hasil pengalaman panjang yang bersangkutan saat memimpin PCR.
“Direktur, Wakil Direktur dan seluruh jajaran pimpinan Politeknik menyadari kurangnya pelatihan kepemimpinan yang bersifat mengangkat isu-isu riil dalam organisasi kita sendiri, berbagi praktik baik dan praktik gagal institusi yang kita pimpin untuk mentransformasi institusi kita melalui program nyata yang wajib kita implementasikan yakni Project Action Plan (PAP). Sejak tahun 2018 setelah mengikuti program DIES NMT, PCR menggunakan PAP dalam menyusun Rencana Kerja tahunan PCR,” pungkasnya. (made)
Iklan
Iklan
Iklan