SATELITNEWS.COM, SERANG–Ditengah gempuran pesatnya perkembangan teknologi dan era digitalisasi, Sanggar Wanda Banten masih tetap eksis melestarikan kesenian yang ada di Banten. Sanggar yang berdiri sejak tahun 1995 silam ini, sudah menciptakan sebanyak 30 karya seni tari.
Pemilik Sanggar Wanda Banten, Wiwin Purwinarti mengatakan, sanggar seni ini dirikan olehnya dan suaminya, Beni Kusnandar. Dahulu, sanggar seni ini didirikan dengan semangat kecintaannya terhadap kesenian, sekaligus untuk menyalurkan ilmu yang didapatnya.
“Jadi dari jurusan yang kita dapat, ilmu yang kita dapat, maka kita salurkan ke masyarakat melalui sanggar ini,” kata Wiwin, saat ditemui usai menggelar hari jadi Sanggar Wanda Banten, Sabtu (10/12/2022).
Dosen Pendidikan Seni Pertunjukkan Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta) ini menuturkan, selama berkiprah selama 27 tahun dirinya sudah banyak menciptakan karya seni tari, diantaranya, Ringkang Jawari, Ahlan Wasahlan, Rampak Terbang Ciolang dan Bentang Banten.
“Sampai sekarang, Alhamdulillah tari yang diciptakan menjadi sebuah tari tradisional. Semoga ini bisa bermanfaat, dan diterima oleh masyarakat Banten,” tuturnya.
Wiwin mengungkapkan, Sanggar Wanda Banten sudah memiliki sertifikat dari Yayasan Kementerian Hukum dan Ham (Kemenkumham), begitu juga penata tari dan pemusiknya.
“Ini untuk melegalkan kesenian saya, biar tidak sama seperti yang ada di jalanan,” tegasnya.
Beni Kusnandar menambahkan, karya seni tari yang sudah diciptakan bersama istri tercintanya, sampai sekarang sudah ada 30 karya. Karya tersebut, diluar karya untuk FLS2N tingkat SD.
“Memang dari 30, itu yang sudah di HAKI kan ada 4. Ada tari Ahlan Wasahlan, Bentang Banten dan Rampak Bedug Ciolang, itu kami persembahkan untuk Kabupaten Serang, dalam hal ini Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah,” ujarnya.
Beni juga mengungkapkan, personel yang dilibatkan di sanggar miliknya, untuk yang aktif ada sebanyak 60 orang. Rata-rata dari mereka, berasal dari anak-anak sekolah dan guru dari Kabupaten Serang.
Beni berharap, dengan eksistensinya dalam melestarikan kesenian, tentunya bisa memberikan kontribusi untuk Banten, sesuai dengan slogannya, Bantu Bangkit Banten Dengan Budaya.
“Artinya, kami berkarya ini untuk Banten, untuk negara dan tentunya kami akan upayakan bagaimana bisa berdampak pada peningkatan wisatawan di tempat-tempat wisata dengan kolaborasi kebudayaan,” tuturnya.
Sebagai bentuk rasa syukur diusia sanggarnya yang menginjak ke 27 tahun ujar Beni, dirinya menggelar berbagai kegiatan mulai dari pengajian dengan masyarakat, santunan anak yatim kepada anak-anak di Ciolang, Kampung Umbul Kapuk, Nancang, Tembong, Cipocok Jaya dan Legok.
Kemudian menari bersama dengan anak SD dan gurunya, setelah itu pagelaran musik dan wayang golek dari Bandung.
Sementara, Kepala Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang, Anas Dwisatya Prasadya berharap, sanggar Wanda Banten bisa terus melestarikan budaya di Kabupaten Serang, khususnya di Banten.
“Karena yang namanya sanggar budaya, ya ajang silaturahmi, ajang pengembangan potensi seni budaya,” ungkap Anas.
Untuk melestarikan seni budaya, Anas mengaku, sudah menyiapkan tempat di Pusat Informasi Pariwisata di Kecamatan Anyer. “Kalau nanti seni budaya Banten pengen tampil di Anyer, kami silahkan,” pungkasnya. (sidik)
Diskusi tentang ini post