satelitnews.com, RANGKASBITUNG—Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak mencatat lahan persawahan yang rusak maupun puso imbas bencana banjir bandang dan tanah longsor mencapai 865 hektar. Data tersebut bisa bertambah seiring masih berlangsungnya pendataan.
“Walaupun saat ini sudah diangkat 865 hektar, angka tersebut masih data sementara,” kata Dede Supriatna, Kepala Distanbun Lebak, Rabu (8/1).
Bencana banjir bandang melanda kecamatan Lebak Gedong, Cipanas, Sajira, Maja, Curugbitung dan Cimarga. Namun, kerusakan lahan persawahan paling banyak terjadi di Kecamatan Sajira dan Cipanas. Kerusakan tersebar di 15 desa.
“Untuk saat ini untuk kerugian belum bisa kita taksirkan karena masih dilakukan pendataan,”katanya.
Selain lahan persawahan, catatan Distanbun Lebak, banyak alat mesin pertanian (Alsintan) yang juga terdampak. Seperti rumah pompa, traktor, alkon, pompa tenaga surya, penggilingan padi, lantai jemur dan lain-lain.
Sementara saat melakukan peninjauan pasca bencana banjir bandang di Kecamatan Cipanas, Menteri Pertanian Republik Indonesia Syahrul Yasin Limpo menyatakan, bencana yang dihadapi Kabupaten Lebak pasti menyimpan hikmah. Syahrul berpesan agar masyarakat tetap kuat menghadapi ini bersama-sama dengan pemerintah.
“Kita akan coba mengantisipasi serta membantu ibu Bupati di sini di dalam memulihkan segala kepentingan-kepentingan pertanian yang ada. Saya kira mudah -mudahan seperti itu, sehingga negara atas petunjuk Bapak Presiden tetap merasa hadir di tengah-tengah kondisi apapun masyarakat kita dalam kondisi suka maupun duka,”ujar Syahrul.
Tidak hanya berjanji akan membantu pemulihan di sektor pertanian, Mentan juga memberikan bantuan berupa uang guna memulihkan kondisi pengungsi pasca bencana tersebut.
“Bantuan kemanusiaan program pemulihan pascabencana banjir vandang sebanyak 300 juta yang diberikan langsung kepada Bupati Lebak,”katanya. (mulyana/gatot)
Diskusi tentang ini post