SATELITNEWS.COM, SERANG–Volume sampah di Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang, sangat tinggi. Hal itu, terjadi karena jumlah penduduk di Kramatwatu padat dan heterogen.
Camat Kramatwatu Sri Rahayu Basukiwati mengatakan, ada 29 pegawai yang menangani sampah. Kemudian, di sana juga ada empat Becak Motor (Cator) dan tiga unit armada angkutan sampah. Namun jumlah masyarakat di sana cukup banyak, mencapai sekitar 130 ribu orang, ditambah masyarakat yang heterogen pendatang dan asli.
“Untuk pengelolaan, selain dari pemerintah melalui kecamatan, juga ada dari teman – teman yang aktif, bank sampah. Itu ada tiga bank sampah, jadi nggak semua desa kerjasama dengan kecamatan. Karena dia percaya ke Karang Taruna dan lainnya (untuk kelola sampah,red),” kata Sri, Minggu (28/5/2023)
Namun demikian, pihak Kecamatan terus bergerak. Dimana ada sampah ketika berkeliling, maka harus diangkut. Menurut dia, yang paling terlihat adalah di sekitar Alun – alun Kramatwatu. Sebab saat ini, Alun – alun masih dibawah pengawasan Bagian Umum Setda.
Sedangkan pengelolaan sampahnya, masih melalui Dinas Lingkungan Hidup (DLH). Sehingga, terkadang ada tarik ulur. “Tapi kita tetap bersihkan. Ketika saya perintahkan, langsung dibersihkan,” ujarnya.
Ia juga menuturkan, volume sampah di Kramatwatu mencapai 3 mobil atau sekitar 15 ton per hari. Ditambah, sampah yang diangkut melalui Cator. Sementara untuk pembuangan, tidak bisa dua kali ke Cilegon.
“Volume sampah tinggi. Itu-pun masih kurang, ada rumah tangga, pasar. Sampah liar apalagi, di jalan – jalan umum yang depan tahu top, hampir setiap hari dibersihkan,” tambahnya.
Bahkan pernah pula dirinya melakukan sidak ke lokasi, dan memotret orang yang buang sampah sembari diingatkan. Namun kemudian, tulisan yang dibuat itu malah dibuang.
“Sebagian masyarakat kita, belum sadar kebersihan. Buang sampah masih bukan ditempatnya. Apa yang mereka perbuat, bisa menimbulkan banjir, penyakit dan kalau dilihat tidak indah,” ujarnya lagi.
Pihaknya juga pernah membuat pagar di sekitar areal fly over, yang kerap dijadikan titik pembuangan sampah liar. Akan tetapi, ada saja yang buang sampah ketika malam hari dan subuh.
Selain itu menurut dia, peningkatan volume sampah juga terjadi pasca lebaran. Dimana peningkatan mencapai 20 – 30 ton, atau pengangkutan bertambah menjadi sehari dua kali, dibandingkan hari biasa.
“Terutama sampah pasar dan rumah tangga,” tuturnya. (sidik)
Diskusi tentang ini post