SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang, bakal mencoret tiga kios penyedia pupuk bersubsidi.
Tindakan itu dilakukan, karena ketiga pemilik kios terlibat dalam penggelapan kasus pupuk bersubsidi.
Kepala DPKP Kabupaten Pandeglang Nasir mengatakan, ketiga pelaku penggelapan pupuk tersebut terdata sebagai pemilik kios pupuk di Kabupaten Pandeglang.
Ketiganya, bakal diganti karena melakukan tindakan melawan hukum. “Terdaftar dan kita sudah instruksikan agar diganti,” kata Nasir, Rabu (26/7/2023).
Nasir mengatakan, secara keseluruhan ada sebanyak lima distributor dan 166 kios penyedia pupuk bersubsidi bagi para petani.
Masing-masing petani, mendapatkan jatah pupuk sesuai dengan luasan lahan pertanian yang dimiliki, dan sudah disampaikan melalui pihak terkait.
“Kalau jatah pupuk sesuai dengan luas lahan yang dimiliki. Misalnya untuk satu hektare lahan disediakan pupuk 100 ton selama satu tahun. Udah segitu dan enggak bisa nambah lagi,” tambahnya.
Nasir mengatakan, jenis pupuk pertanian yang disubsidi oleh Pemerintah Pusat, hanya untuk Nitrogen, fosfar, dan kalium (NPK) dan urea.
Untuk kuota pupuk NPK sebanyak 18.287 ton per tahun, sedangkan urea sebanyak 36.589 ton per tahun.
“Jenis pupuk yang disubsidi itu, khusus untuk para petani padi. Selama satu tahun, hanya segitu jatah pupuk yang bisa kita dapatkan. Kalau kuota untuk seorang petani habis, ya sudah paling tahun depan bisa beli lagi, karena memang kuotanya terbatas,” tambahnya.
Nasir mengakui, pengawasan penyelundupan pupuk masih lemah, karena masih ada pihak yang melakukan tindakan kriminal tersebut.
Namun, dirinya mengaku akan melakukan koordinasi dengan semua pihak agar tidak terjadi kesalahan serupa.
“Ini merupakan tanggung jawab kita bersama,” tandasnya.
Ketua Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA) Kabupaten Pandeglang, Anton Haerulsamsi mengakui, selama ini ketersediaan pupuk bagi para petani sulit didapatkan.
Oleh karena itu, dia berharap ada penyelesaian terkait persoalan tersebut agar para petani tidak dirugikan.
“Selama ini memang sulit mendapatkan pupuk. Bahkan, petani yang sudah memiliki kartu tani saja sulit mendapatkan pupuk. Banyaklah persoalannya, bukan hanya sekedar pupuk. Inilah yang harus dibenahi oleh kita semua,” imbuhnya. (mg4)
Diskusi tentang ini post