SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Calon jamaah haji asal Provinsi Banten harus bersabar menerima keputusan pahit Pemerintah tidak memberangkatkan calon jamaah haji 2020. Sebanyak 9.450 calhaj asal Tanah Jawara tidak akan berangkat ke tanah suci tahun ini akibat terkena dampak kebijakan tersebut.
Keputusan tidak memberangkatkan jamaah haji tahun ini disampaikan Menteri Agama Fachrul Razi dalam video conference di Jakarta, Selasa (2/6). Fachrul mengatakan, keputusan tidak memberangkatkan jamaah haji karena pemerintah Arab Saudi tidak membuka akses bagi negara mana pun. Akibatnya pemerintah Indonesia pun tidak punya waktu yang cukup untuk persiapan-persiapan mengenai penyelenggaran ibadah haji.
“Akibatnya pemerintah tidak mungkin lagi memiliki cukup waktu untuk melakukan persiapan utamanya dalam pelayanan dan perlindungan jamaah,” kata Fachrul Razi.
Keputusan tidak memberangkatkan jamaah haji bagi warga negara Indonesia tertuang dalam Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia tahun 2020.
“Itu tentang pembatalan keberangkatan jamaah haji pada penyelenggarakan ibadah haji tahun 1441 hijriah,” ungkap menteri yang juga purnawirawan TNI itu.
Menag menyatakan kebijakan itu juga diambil karena pemerintah harus mengutamakan keselamatan jamaah di tengah pandemi virus Korona atau Covid-19 yang sampai saat ini masih terus memakan korban.
“Keputusan ini pahit. Tapi inilah yang terbaik. Semoga ujian Covid-19 ini segera usai,” ujar Menag
Menag menegaskan, keputusan pembatalan jamaah haji ini sudah melalui kajian mendalam. Telah melakukan kajian literatur serta menghimpun sejumlah data dan informasi tentang haji di saat pandemi ini.
“Jika jamaah haji dipaksakan berangkat, ada risiko amat besar yaitu menyangkut keselamatan jiwa dan kesulitan ibadah. Meski dipaksakan pun tidak mungkin karena Arab Saudi tak kunjung membuka akses,” katanya.
Pembatalan keberangkatan Jamaah ini berlaku untuk seluruh warga negara Indonesia (WNI). Maksudnya, pembatalan itu tidak hanya untuk jamaah yang menggunakan kuota haji pemerintah, baik reguler maupun khusus. Tapi termasuk juga jamaah yang akan menggunakan visa haji mujamalah atau furada.
“Jadi tahun ini tidak ada pemberangkatan haji dari Indonesia bagi seluruh WNI,” ungkapnya.
Menag menyatakan calhaj yang batal berangkat tahun ini tidak perlu khawatir. Apalagi bagi calon jamaah uang sudah melunasi biaya perjalanan ibadah haji (BPIH).
“Khusus yang telah melunasi biaya perjalanan haji tahun ini akan menjadi jamaah haji tahun 1442 hijriah atau 2021 masehi mendatang,” ujar Fachrul.
Uang jamaah yang telah lunas tersebut nantinya disimpan olah Badan Pengelola Keuangan Haji. “Jadi akan disimpan dan dikelola Badan Pengelola Keuangan Haji,” katanya.
Sementara itu, bagi jamaah yang ingin dana keberangkatan hajinya dikembalikan, Fachrul Razi menjamin pemerintah akan mengembalikan uang tersebut. “Akan dikembalikan kepada pemilik masing-masing. Semua hal teknis terkait konsekuensi dan keputusan ini sudah dipersiapkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Penyelenggaraan Haji Kanwil Kemenag Banten Machdum Bahtiar mengatakan di tahun 2020 ini, sebanyak 9.450 warga Banten sudah siap untuk diberangkatkan. Namun karena ada kebijakan dari Kemenag, maka ada penundaan.
“Kuota yang ada di Banten 9.450 estimasinya berangkat tahun ini, dan Alhamdulillah mereka sudah siap tahapan sudah dilaksanakan. Namun ada wabah Corona ini jadi pusat memutuskan untuk tidak memberangkatkan,” ucap Machdum, Selasa (2/6).
Ia menegaskan bahwa jamaah yang sudah terdaftar haji bisa tetap berangkat. Keputusan ini menurutnya hanya penundaan pemberangkatan saja.
“Semuanya (berangkat 2021), iya undur waktu seperti itu,” ucapnya seperti dilansir detik.com.
Kepala Kantor Kementerian Agama Kota Tangerang Selatan Abdul Rojak mengungkapkan semua pihak mau tidak mau harus menerima keputusan pembatalan tersebut. Dia berharap seluruh Calhaj khususnya di Kota Tangsel menerima keputusan itu dengan lapang dada.
“Saya berharap seluruh calon jamaah haji Tangsel untuk menerima keputusan pembatalan berangkat haji ini dengan ikhlas dan ridho karena ini keputusan yang tepat dalam rangka menjaga kesehatan, keselamatan dan keamanan jamaah haji,” ungkap Rojak kepada Satelit News, Selasa (2/6).
Di Tangsel, kata Rojak, ada sebanyak 1.285 orang Calhaj yang akan diberangkatkan ke tanah suci Mekkah di musim haji tahun 2020 ini. Dari jumlah itu, terdapat lima orang berusia di atas 75 tahun. Untuk jumlah yang terbesar adalah usia rentang 41 tahun – 50 tahun, kemudian untuk perempuan sebanyak 702 orang dan laki-laki 558 orang. Ditambah petugas pendamping jamaah haji seperti tenaga medis dan lainnya.
Sementara di Kota Tangerang, jumlah calhaj yang gagal berangkat sebanyak 1.700 orang. Kepala kantor Kementerian Agama Kota Tangerang, Badri Hasun mengaku pasrah dan akan mengikuti aturan yang berlaku.
“Ada sekitar 1.700-an calon jamaah haji asal Kota Tangerang yang dipastikan tertunda keberangkatannya di tahun ini,” ujarnya kepada Satelit News, Selasa, (2/6).
Mantan Kepala Kemenag Kabupaten Tangerang ini menjelaskan kalau penundaan ini berkaitan dengan pandemi Covid-19 yang belum usai. Oleh karena sebagai antisipasi meluasnya virus ini Pemerintah Kerajaan Arab Saudi menutup akses jamaah haji.
“Kami berharap umat Islam di kota menyadari, karena kerajaan Arab Saudi tidak membuka. Dan kami yakin niat umat muslim di kota Tangerang sudah dicatat sebagai amal soleh,” ujarnya
Dia menjelaskan, seluruh calon jamaah haji asal Kota Tangerang sudah menyelesaikan administrasi dan sebagian menyelesaikan vaksin meningitis. “Seharusnya memang saat ini para calon tamu Allah akan mengikuti pelatihan manasik haji, namun berhubung ditunda keberangkatannya maka ditiadakan,” imbuhnya. (irfan/jarkasih/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post