SATELITNEWS.COM, SERANG—Pemprov Banten telah meningkatkan status kekeringan di Kabupaten Lebak pada level darurat. Hal itu menyusul terus meningkatnya jumlah kecamatan yang mengalami kekeringan di daerah itu.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mengungkapkan, data terakhir menunjukkan terjadi peningkatan jumlah kecamatan yang mengalami kekeringan. Total ada 58 kecamatan yang mengalami kekeringan. Paling banyak dan terparah terjadi di Kabupaten Lebak.
“Tapi tidak semua desa di kecamatan itu kekeringan,” kata Nana.
Nana merinci, di Kabupaten Lebak ada 27 kecamatan yang kekeringan, di Kabupaten Pandeglang ada 10 kecamatan, di Kabupaten Serang ada 10 kecamatan, di Kabupaten Tangerang ada 5 kecamatan, di Kota Serang ada 3 kecamatan dan di Kota Cilegon ada 3 kecamatan yang mengalami kekeringan.
”Untuk yang Cilegon, terutama daerah dataran tinggi,” katanya.
Nana mengatakan, untuk wilayah Kota Tangerang dan Kota Tangerang Selatan hingga saat ini belum ada laporan adanya kekeringan. Dia mengatakan, warga di kedua daerah itu lebih banyak menggunakan air dari perusahaan daerah air minum.
“Sehingga tidak ada dampak krisis karena air tetap bisa disediakan perusahaan,” imbuhnya.
Nana menyebut, Kabupaten Lebak merupakan daerah yang paling banyak dan paling parah kekeringan. Karena itu, Pemerintah Kabupaten Lebak telah menetapkan daerah tersebut berstatus darurat bencana.
“Penetapan status sudah dilakukan per Agustus sampai September,” ujarnya.
Sementara untuk Provinsi Banten hingga saaat ini masih berstatus siaga darurat bencana belum berstatus darurat bencana. Status darurat bencana masih menunggu situasi luasnya area yang terdampak. Dia menyatakan, jika ada dua atau lebih daerah yang berstatus darurat bencana, barulah tingkat Provinsi Banten akan juga menetapkan sebagai provinsi berstatus darurat bencana.
“Atau walaupun hanya satu daerah yang sudah menetapkan status namun kalau dampak kekeringan meluas ke daerah-daerah lainnya barulah ditetapkan status darurat bencana,” ujarnya.
Terkait hujan buatan atau teknologi modifikasi cuaca, telah dilakukan sepanjang 24-27 Agustus 2023 lalu. Ada dua daerah yang menjadi lokasi hujan buatan, yaitu Kabupaten Lebak dan Kota Tangerang Selatan.
“Hujan buatan tidak bisa diajukan kembali ke BNPB karena potensi awan hujan sudah tidak ada,” ujarnya.
Sebelumnya diberitakan, Kepala Pelaksana BPBD Lebak, Febby Rizki Pratama mengatakan, sebanyak 50 hektare sawah di 28 kecamatan terancam puso alias gagal panen akibat kekeringan.
Menurut Febby, BPBD juga terus berupaya mendistribusikan air bersih bagi masyarakat yang terdampak.
“Masih 12 desa yang sudah melaporkan wilayahnya kesulitan air bersih. Kita juga sudah tindaklanjuti dengan mendistribusikan air tersebut,” ujar Febby.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Lebak, Rahmat mengatakan, dalam mengantisipasi dampak kekeringan dan gagal panen pada petani pihaknya sudah mengeluarkan surat edaran kepada gabungan kelompok tani (Gapoktan) di Lebak. Saat ini ada empat kecamatan di Lebak yang terancam puso karena dampak El Nino yang terjadi tahun ini. (luthfi)
Diskusi tentang ini post