SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Sebanyak 3.198 warga terpaksa harus mengungsi imbas bencana banjir bandang dan lahar yang terjadi di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) sejak Sabtu 11 Mei 2024. Hingga Senin (13/05/2024) siang, tercatat korban tewas mencapai 44 orang dan korban hilang 15 orang.
Pihak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut, tiga ribu lebih warga yang mengungsi tersebut tersebar di dua kabupaten. “Pusat Pengendalian Operasi (Pusdalops) BNPB mencatat jumlah pengungsi di Kabupaten Agam sebanyak 1.159 jiwa dan di Kabupaten Tanah Datar sebanyak 2.039 jiwa,” kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Senin (13/5).
Tim gabungan yang terdiri dari BPBD Kabupaten Tanah Datar bersama dengan Basarnas, TNI, Polri, dan relawan terus melakukan penanganan darurat di lokasi terdampak. Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto, kemarin bertolak dengan helikopter ke Sumbar untuk memimpin rapat koordinasi penanganan darurat bencana banjir lahar hujan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) mencatat jumlah korban meninggal dunia akibat bencana banjir bandang di wilayah Sumatera Barat (Sumbar) bertambah menjadi 44 orang.
Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Provinsi Sumbar Fajar Sukma mengatakan jumlah tersebut berdasarkan data hingga Senin (13/5) pukul 14.15 WIB. “Total meninggal dunia 44 orang,” kata Fajar saat dikonfirmasi.
Rinciannya, 19 orang dilaporkan meninggal dunia di Kabupaten Tanah Datar, 19 orang di Kabupaten Agam, dua orang di Kota Padang Panjang, satu orang di Kota Padang dan tiga orang di Kabupaten Padang Pariaman.
Selain itu, BPBD Provinsi Sumbar juga mencatat ada sebanyak 15 orang yang masih dilaporkan hilang dan dalam proses pencarian. “Korban hilang total 15 orang,” ucap Fajar.
Fajar menerangkan sebanyak 12 orang dilaporkan hilang di Kabupaten Tanah Datar dan tiga orang lainnya di Kabupaten Agam.
Sejumlah daerah terdampak banjir bandang dan lahar dingin Gunung Marapi di Sumatera Barat, diantaranya di Kabupaten Agam, Kabupaten Tanah Datar, Kota Padang Panjang dan Pariaman. Tiga daerah yakni Agam, Tanah Datar dan Padang Panjang menetapkan masa tanggap darurat bencana selama 14 hari hingga 25 Mei 2024.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers daring pada Ahad malam, menyatakan penyebab bencana di Sumatera Barat tidak hanya akibat material lahar hasil erupsi Gunung Marapi maupun cuaca hujan lebat saja. Lahar dingin juga diperparah getaran gempa kerak dangkal-sesar aktif di Sumatera Barat.
“BMKG mendeteksi selama sebulan terakhir terjadi gempa-gempa kecil dengan Magnitudo sekitar 3 yang cukup mampu meretakkan batuan ataupun menyebabkan runtuhan batuan di banyak tempat,” kata Dwikorita.
Dia menduga runtuhan batuan menyumbat aliran sungai di hulu Marapi. Retakan akibat gempa juga mudah menjadi longsor setelah guyuran hujan sedang-lebat berhari-hari. (bbs/san)