SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Kecelakaan lalu lintas selama 2024 mencapai 152.000 dengan total kematian hingga 27.000 orang. Artinya dalam setiap satu jam selalu ada orang yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas di jalan raya. Tak heran bila jalan raya jadi “Mesin Pembunuh” nomor 3 di Indonesia.
“Data di kita ada 152.000 lebih kejadian kecelakaan lalu lintas. Dan korban meninggal ada 27.000 lebih. Artinya setiap 1 jam ada 3-4 korban kecelakaan lalu lintas yang meninggal dunia di jalan raya,” ujar Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Irjen Aan Suhanan dalam acara Retrospeksi untuk Mengenang Korban Kecelakaan Lalu Lintas di Bundaran HI, Jakarta, Minggu (15/12).
“Ini kalau kita biarkan, jalan raya akan menjadi mesin pembunuh. Kalau kita biarkan kecelakaan lalu lintas akan menjadi sumber kematian,” sambung dia.
Pada periode Januari-November 2024 angka kecelakaan fatal turun hingga 400 kecelakaan dibandingkan dengan periode Januari-November 2023. “Korban meninggal dunia pun ini ada penurunan, dibandingkan dengan tahun lalu, Januari sampai dengan November, ada penurunan 400 lebih. Artinya ada 400 lebih nyawa yang bisa kita selamatkan,” ujarnya.
Korban kecelakaan mayoritas adalah laki-laki yang masih dalam usia produktif, sehingga kecelakaan tersebut juga berdamppak pada kondisi sosial ekonomi yang bersangkutan.
“Kaum laki-laki artinya apa? Kalau seorang tulang punggung meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas berarti ada anak-anak yang ditinggalkan menjadi anak yatim. Ada seorang ibu yang ditinggalkan oleh suaminya sebagai tulang punggung keluarganya. Mungkin ada keluarga yang lain yang menggantungkan hidupnya kepada tulang punggung tersebut artinya ada potensi kemiskinan akibat kecelakaan lalu lintas,” ujarnya.
Aan mengatakan kecelakaan lalu lintas menjadi salah satu penyebab kematian rangking tiga di Indonesia setelah TBC, HIV-AIDS. Karenanya, Aan mengajak semua elemen masyarakat tertib berlalu lintas.
“Rumusnya, jadi kecelakaan selalu diawali pelanggaran lalu lintas. Bagaimana kita menghentikan kecelakaan lalu lintas? Ikuti peraturan, ikuti aturan berlalu lintas,” ujarnya.
Terkait libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru) Irjen Aan Suhanan mengatakan, pihaknya sudah melakukan mitigasi sejumlah titik rawan kemacetan. “Ada di akses menuju pelabuhan, pelabuhan penyeberangan terutama, kemudian pelabuhan udara, itu aksesnya kita mitigasi sangat potensial terjadi kemacetan,” sebutnya.
Di jalan tol, masih ada beberapa titik krusial yang potensial terjadi kemacetan. “Ya ada bottleneck di situ. Kemudian ada rest area, ada perilaku para pengemudi juga yang masih berhenti di bahu jalan,” sambungnya.
Selain itu, pasar tumpah hingga kegiatan masyarakat juga berpotensi menyebabkan kemacetan di ruas jalan arteri. “Ada 100 lebih pasar tumpah, ada perlintasan sebidang kereta api, ada kegiatan keramaian masyarakat,” ucapnya.
Aan memastikan, pihaknya sudah menyiapkan strategi dan rencana mitigasi untuk mengurai kemacetan. Pihaknya juga telah melaksanakan tactical floor game untuk memetakan titik rawan macet hingga mitigasi yang akan diterapkan.
“Di situ, di tactical floor game itu, kita simulasikan, simulasikan terhadap potensi-potensi tadi dan bagaimana menanganinya, sehingga mudah-mudahan dengan kegiatan kemarin tactical floor game kita bisa lebih menyempurnakan rencana pengamanan pengelolaan arus mudik, arus wisata selama libur Natal dan Tahun Baru,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI, Mayjen TNI Hariyanto menyampaikan, sebanyak 79.247 personel TNI dikerahkan untuk mengamankan Nataru. “Terdiri dari TNI AD 56.511, TNI AL 19.793, TNI AU 2.943,” kata Hariyanto, Minggu (15/12/2024).
Pengerahan personel berlaku di seluruh Indonesia sesuai kebutuhan masing-masing wilayah. Pengerahan personel TNI juga untuk membantu Polri menjaga situasi tetap kondusif baik di daerah rawan maupun wilayah strategis lainnya.
Pengamanan Nataru yang akan dilakukan TNI, misalnya pada jalur transportasi dan tempat wisata. “TNI juga akan mendukung Pemerintah Pusat, Polri dan Pemerintah Daerah dalam pengamanan jalur transportasi (bandara, pelabuhan, stasiun, dan jalan raya) serta tempat wisata yang menjadi pusat keramaian selama liburan Natal dan Tahun Baru,” kata Hariyanto.
“Hal ini bertujuan untuk mengantisipasi gangguan keamanan, seperti terorisme atau tindak kejahatan lainnya,” sambung dia. (bbs/san)
Diskusi tentang ini post