SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Sebanyak 110,6 juta orang diperkirakan bakal melakukan mudik pada Natal dan Tahun Baru (Nataru) tahun ini. Setidaknya ada 700 titik kerawanan macet dan kecelakaan lalu lintas yang mesti diwaspadai.
“Diperkirakan terjadi peningkatan daripada tahun sebelumnya, sebesar 2,83 persen, artinya kurang lebih 110,6 juta orang,” kata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dalam konferensi pers, seusai rakor lintas sektor dalam rangka kesiapan pengamanan masa libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 di Sekolah Tinggi Ilmu Kepolisian (STIK), Jakarta, Senin (16/12).
Angka jumlah pemudik bisa meningkat realisasinya di lapangan. “Tahun sebelumnya juga terjadi peningkatan kurang lebih sekitar 3 sampai atau kurang lebih 17 persen daripada hasil survei,” tambah Kapolri.
Potensi pergerakan 110,6 juta orang itu merupakan hasil survei Kementerian Perhubungan. Pergerakan tersebar di seluruh Indonesia selama 22 hari, mulai dari 18 Desember 2024 hingga 8 Januari 2025.
Potensi pergerakan dalam provinsi diperkirakan sebanyakk 54,81 juta orang. Sedangkan pergerakan antarprovinsi sebanyak 55,86 juta orang. Terkait moda transportasi, 53,78 persen masyarakat diperkirakan memilih kendaraan pribadi.
Kementerian Perhubungan bakal membuka Posko Angkutan Nataru di kantor mulai 18 Desember 2024 hingga 5 Januari 2025. Selain itu, menyiapkan beberapa sarana transportasi jalan, laut, udara, penyeberangan, hingga kereta api.
Terkait pengamanan Nataru, TNI-Polri dan seluruh pemangku kepentingan telah menyiapkan sebanyak 2.794 posko. Posko itu terdiri dari 1.852 Posko Pengamanan (Pospam), 735 pos pelayanan, dan 207 pos terpadu untuk mengamankan 61.452 obyek pengamanan. Objek pengamanan tersebut antara lain gereja, pusat perbelanjaan, terminal, stasiun, pelabuhan, bandara, obyek wisata, maupun obyek perayaan tahun baru.
Kapolri meminta seluruh jajarannya untuk melaksanakan persiapan pengamanan Natal dan Tahun Baru sebaik mungkin. Dia memperkirakan puncak arus mudik masa libur Nataru akan jatuh pada 21 Desember 2024. “Karena anak-anak sekolah juga saat itu sudah libur,” ucap Jenderal Listyo. Sedangkan puncak arus mudik kedua akan terjadi pada tanggal 28 Desember 2024.
Untuk mengurangi jumlah kecelakaan di jalan selama musim mudik, masyarakat yang akan mudik diimbau untuk beristirahat setelah 7-8 jam berkendara. Para stakeholders terkait telah menyiapkan rest area atau tempat beristirahat di sejumlah titik jalan tol yang akan dilalui pemudik.
“Sehingga harapan kita, kemampuan masyarakat untuk berkendara maksimal 7 jam atau 8 jam, setelah itu kita harapkan apabila memang capek segera laksanakan istirahat, sudah kita siapkan tempat-tempatnya,” kata Kapolri.
Jika sampai terjadi kecelakaan, sejumlah rumah sakit rujukan telah disiapkan di sekitar lokasi yang rawan kecelakaan. “Dan juga petugas-petugas di lapangan kita siapkan apabila memang dibutuhkan untuk melakukan langkah-langkah penyelamatan apabila terjadi laka,” ungkap dia.
Di tempat yang sama, Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto mengatakan bahwa institusi TNI telah menyiapkan 80 ribu personel perbantuan yang terdiri dari personel TNI Angkatan Darat (AD), TNI Angkatan Laut (AL), dan TNI Angkatan Udara (AU). TNI juga menyiapkan transportasi darat seperti truk dan transportasi udara seperti Boeing 737 Hercules dan helikopter.
Sementara itu Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Irjen Aan Suhanan menyatakan nahwa dari hasil pemetaan terdapat tiga titik lelah selama masa mudik Nataru. Ketiga titik tersebut berada di ruas tol Pulau Jawa.
“Titik lelah tersebut terletak di tol ruas 8 Batang-Semarang, Solo-Ngawi di kilometer 543, dan Ngawi-Surabaya,” kata Irjen Aan.
Aan menyebut terdapat 700 titik rawan kemacetan dan kecelakaan di seluruh Indonesia selama musim mudik tersebut. Sebagian besar berada di Pulau Jawa.
Aan juga menjelaskan peta titik rawan bencana di jalur mudik. “Di tol itu ada di 158 (tol) kalau enggak salah itu sudah (ditangani). Namun itu hanya genangan saja. Untuk longsor, itu sudah ada dilakukan mitigasi yang potensial terjadi bencana longsor,” jelas Aan.
Korlantas juga telah melakukan evaluasi untuk menghindari kepadatan yang terjadi pada mudik sebelumnya. Contra flow akan tetap diberlakukan jika volume arus lalu lintas meningkat.
Penggunaan tempat istirahat atau rest area di jalur tol pemudik juga diatur. Agar kepadatan di rest area, seperti saat mudik Lebaran, tidak terulang. “Kami sudah mengondisikan untuk memperbanyak kapasitas di dalam rest area, serta memasang alat yang menunjukkan status kepadatan, seperti ‘rest area ini sudah padat’ dan ‘masih ada 2 kendaraan sisa’,” ujarnya. (bbs/san)
Diskusi tentang ini post