SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang diduga dilakukan oleh oknum guru ngaji di Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang, membuat Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI), Seto Mulyadi atau Kak Seto angkat bicara.
Kak Seto meminta pihak Kepolisian untuk menindak tegas pelaku yang diduga melakukan tindakan pelecehan kepada anak-anak laki-laki tersebut. Tujuannya, untuk mencegah pemikiran liar yang menganggap pemuka agama bisa melakukan tindakan kejahatan.
“Saya coba koordinasi dengan Kanit PPA siapa, seberapa jauh tindakan yang diambil karena merusak citra dari guru agama dan ustaz. Jangan sampai ustaz digeneralisasi mengarah ke pidana,” kata Kak Seto, Minggu, (5/1/2025). Apalagi kata dia, korban pelecehan itu bukan hanya perempuan saja. Akan tetapi juga menimpa anak laki-laki di bawah umur.
“Kalau misalnya lembaga agama, mohon betul-betul peduli untuk menciptakan ramah anak. Ramah anak ini tingginya kejahatan seksual. Bukannya hanya perempuan tapi anak laki-laki. Dampaknya rusaknya mental anak dan bisa berkepenjangan,” ujarnya.
Ia juga meminta kepada warga sekitar untuk peduli pada lingkungan. Pasalnya peristiwa-perisitwa yang terjadi saat ini justru di lingkungan yang seharusnya mendapatkan perlindungan.
Untuk diketahui, pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur diduga terjadi lagi di Kota Tangerang. Seorang oknum guru ngaji berinisial W (40) diduga melecehkan anak laki-laki yang merupakan muridnya di kediaman W yang berlokasi di Kampung Dukuh, Sudimara Selatan, Ciledug, Kota Tangerang.
Salah satu korban F (18) menceritakan pengalaman pahitnya yang pertama kali terjadi pada tahun 2017 silam, saat F masih duduk di bangku SD. Mulanya korban saat itu tengah bermain di rumah pelaku. Korban yang berjenis kelamin pria ini, saat itu tengah duduk dan tiba-tiba dilecehkan pelaku dengan memegang kemaluan korban. Tak sampai di situ, kemaluan korban juga dilecehkan secara oral.
“Kejadiannya itu sudah lama, saat saya masih SD. Saya digituinlah dipegang-pegang terus digituin juga sama mulutnya,”ungkapnya, Senin (30/12). Ia mengaku bahwa pelaku W sudah melakukan perbuatan bejatnya terhadap F sebanyak 3 kali di lokasi yang sama. Namun usai dilecehkan, F takut sehingga tidak pernah menceritakan hal itu kepada siapapun.
“Karena waktu itu saya masih kecil, saya belum berani. Ditambah pelaku ini dengan julukan ustaz dan keluarganya juga orang ternama di kampung itu,”ucapnya. Ia baru berani menceritakan kejadian itu usai aksi pelaku terungkap dan ramai di media sosial. (hafiz)
Diskusi tentang ini post