SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Dinas Kesehatan (Dinkes) Pandeglang tahun lalu menargetkan bakal membebaskan Kabupaten Pandeglang dari kasus balita stunting pada 2022 mendatang. Namun kali ini pernyataannya berbalik arah alias pesimis jika stunting tidak dapat dibebaskan pada tahun 2022 mendatang.
Dari data yang berhasil dihimpun dari Dinkes Pandeglang, jumlah kasus bayi tahun 2020 tersebar di 35 kecamatan mencapai 6.169 kasus. Bahkan jumlah itu mengalami kenaikan dibandingkan tahun 2019 yang hanya mencapai 5613 kasus.
Kepala Dinkes Pandeglang, Raden Dewi Setiani menyatakan, tidak optimis (pesimis) pihaknya dapat membebaskan kasus bayi stunting pada 2022 mendatang. Dia berdalih karena kondisi saat ini sedang dilanda pandemi Covid-19.
“Kalau bebas stunting, saya tidak optimis ya. Karena masyarakat sedang ada bencana Covid-19, sehingga kemiskinan mengalami penambahan. Dan begitu juga daya beli terhadap makanan bergizi sangat tidak dipastikan,” kata Dewi, Senin (27/7).
Menurutnya, target yang dicanangkan Pandeglang pada 2022 bebas stunting itu karena sebelumnya tak mengetahui bakal ada wabah Covid-19. Sehingga lanjutnya, kedatangan Covid-19 menimbulkan anggaran yang dicanangkan banyak terserap untuk penanganan Covid-19.
“Kalaupun target kami seperti itu (bebas stunting 2022), sebetulnya perencanaan di uar pada saat kami tidak tahu bahwa Covid-19 akan datang. Akibatnya anggaran banyak terserap untuk penanganan Covid-19, sehingga kegiatan untuk aksi stunting belum teranggarkan dengan maksimal,” kilahnya.
Tambahnya, saat ini terdapat 6 kecamatan dan 10 desa yang menjadi lokus untuk pengentasan stunting. Bahkan untuk tahun depan, pihaknya berencana bakal menambahkan 5 kecamatan yang menjadi target fokus stunting.
“Ada sekitar 6.000 balita stunting, itu tersebar di 35 Kecamatan di Kabupaten Pandeglang dan hampir semuanya rata ada stuntingnya. Tapi yang menjadi lokus stunting dari Kemendagri, ada 6 Kecamatan 10 Desa dan kedepannya kami bakal nambah fokus di 5 kecamatan,” tandasnya.
Sementara itu, Bupati Pandeglang, Irna Narulita mengaku sangat berharap semua pihak bersatu dalam mencegah dan mengentaskan bayi stunting di Kabupaten Pandeglang. Karena kata dia, tanpa ada keterlibatan semua pihak, sulit untuk melakukan pengetasan tersebut.
“Lokus penuntasan di 6 kecamatan 10 desa, Alhamdulillah turun hampir 18 persen. Harapan kami tahun ini gerak lagi ditengah pandemi Covid-19. Walaupun ada ketebatasan, jangan sampai bertambah lagi stunting. Tentu saja semua pihak harus bersama-sama menuntaskan ini” pungkasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post