SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG—Krisis air bersih mengancam wilayah Kabupaten Pandeglang. Pasalnya, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Pandeglang memperkirakan bulan Agustus-Desember, memasuki musim kemarau. Untuk mengantisipasi agar krisis air bersih tak terjadi, BPBD Kabupaten Pandeglang mempersiapkan strategi khusus.
Kasi Kedaruratan dan Logistik pada BPBD Pandeglang, Emil Salim mengatakan, hingga saat ini BPBD belum menerima laporan secara resmi baik dari kepala desa ataupun camat terkait krisis air bersih.
“Wilayah Kecamatan Picung, saya kurang jelas desanya. Tapi kemarin sudah ada informasi bahwa sudah ada kekeringan tapi tidak terlalu parah. Maksudnya, masih ada sumber air yang bisa didapatkan,” kata Emil, Kamis (27/8).
Emil mengungkapkan, ada beberapa wilayah di Pandeglang yang menjadi langganan kekurangan air bersih jika terjadi musim kemarau, yakni di wilayah lereng pegunungan dan daerah lain yang berada di Pandeglang bagian selatan.
“Biasanya terjadi di Picung, seputar Angsana terus bergeser di sebagian Sindangresmi. Biasanya di lima kecamatan yang terparah. Juga terjadi di wilayah-wilayah pegunungan, karena pepohonan mulai berkurang. Sehingga kalau kemarau satu bulan saja, itu debit air sudah menurun,” jelasnya.
Ia juga menjelaskan, sesuai dengan prediksi BMKG, seharusnya musim kemarau sudah terjadi di Pandeglang. Namun hal itu mengalami sedikit pergeseran bulan dan diperkirakan musim kemarau tahun ini akan lebih lama dari tahun sebelumnya.
“Biasanya musim kemarau Juli dan Agustus. Prediksinya sekarang agak terlihat berbeda dari yang diperkirakan BMKG. Tahun ini katanya kekeringan agak sedikit panjang nih, mulai Agustus sampai awal Desember,” jelasnya.
Hampir setiap tahun klaim Emil, jika memasuki musim kemarau biasanya BPBD Pandeglang hanya menanggulangi krisis air untuk konsumsi warga. Sedangkan untuk pertanian harus mencakup wilayah yang luas dan bukan instansinya yang menanggulangi.
Menurutnya, untuk mensiasati krisis air bersih, BPBD mempersiapkan strategi dengan membagi mobil pengangkut air di beberapa zona yang rawan krisis air bersih. Nantinya kata dia, mobil yang ditempatkan di zona tadi akan mengambil air dari sumber terdekat yang berada di wilayah tersebut, dengan tujuan menghemat waktu pengiriman.
“Karena kami mempunyai unit mobil tangki yang terbatas. Jadi kami membagi beberapa zona, terus kalau zona itu meluas kami meminjam mobil tangki dari Provinsi Banten. Nanti personel akan mencari sumber air terdekat. Jadi mereka gak pulang ke kantor. Kalau pulang ke kantor tambah jauh lagi,” pungkasnya.
Dia menambahkan, kemungkinan krisis air tahun ini diperkirakan akan terjadi penambahan jumlah kecamatan, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya. “Ini kalau diprediksi akan bertambah,” tandasnya. (nipal/aditya)
Diskusi tentang ini post