SATELITNEWS.ID, TANGSEL—Pengamat politik Indonesia Political Opinion (IPO), Dedi Kurnia Syah turut mengomentari rilis hasil survei Indikator Politik yang menempatkan pasangan Muhamad-Rahayu Saraswati menyalip pasangan Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan. Menurut Dedi, meningkatnya elektabilitas pasangan Muhamad-Saraswati secara drastis dalam survei lembaga pimpinan Burhanudin Muhtadi itu terkesan anomali, meskipun dalam momentum tertentu hal demikian bisa saja dibenarkan.
“Hanya saja, melihat masa kampanye yang masih berlangsung, dinamika elektabilitas di Kota Tangsel tidak dapat dijadikan rujukan pasti,” kata Dedi melalui pesan singkat kepada Satelit News, Kamis (19/11).
Menurutnya, peningkatan elektabilitas secara drastis umumnya terjadi di dua momentum. “Pertama, pada masa penentuan kandidat, dimana ada calon nominator yang gagal mendaftar, lalu mengalihkan dukungan ke kandidat lain, maka kondisi semacam ini akan membuat elektabilitas kontestan meningkat drastis,” tukasnya.
Yang kedua, jelas Dedi, yakni pada hari pemilihan. “Kondisi ini disebabkan semakin gencarnya kampanye dan terimplementasinya strategi pamungkas, sehingga membuat elektabilitas berubah cepat,” paparnya.
“Sementara membaca hasil survei di pilkada Kota Tangsel baru-baru ini yang menunjukan peningkatan kandidat secara drastis, dan tidak dalam kondisi sebagaimana umumnya, maka data tersebut masuk kategori anomali, bisa saja benar, tetapi tidak dapat diyakini bertahan hingga hari H,” tegasnya.
Sedangkan terkait dengan kandidat yang bakal bertarung di pilkada Tangsel, dijelaskan Dedi, dari sisi ketokohan, pasangan Benyamin-Pilar tidak jauh berbeda dengan pasangan Muhamad-Saraswati, sama-sama memiliki kelemahan di sosok pendamping.
“Untuk itu, upaya Benyamin akan lebih baik jika banyak mempromosikan prestasi pembangunan selama ini, dan fokus pada pembangunan lanjutan. Hanya itu satu-satunya pembeda dengan kandidat lain yang hanya di tataran rencana,” tandasnya.
Sebelumnya, Analis politik dari Universitas Pamulang (Unpam) Lukman Hakim mengaku terkejut saat dimintai pendapat mengenai hasil survei Indikator Politik Indonesia yang mengungkapkan temuan terbaru dimana pasangan Muhamad-Rahayu Saraswati telah menyalip pasangan petahana dan memenangkan pilkada Tangsel, jika pencoblosan dilaksanakan saat survei dilakukan.
Lukman mengaku mengikuti betul perkembangan kontestasi di Tangsel, bahkan sebelum mengerucut menjadi tiga pasangan kandidat. Karena itulah Lukman terkejut melihat hasil survei Indikator yang dirilis kemarin. “Pasalnya, tidak ada peristiwa berarti yang menimpa salah satu kubu kontestan yang memungkinkannya turun drastis atau naik drastis elektabilitasnya,” ujarnya kepada wartawan di kawasan BSD City, Selasa (17/11).
Seperti diberitakan, Lembaga Survei Indikator Politik merilis survei dinamika elektoral Pilwakot Tangerang Selatan (Tangsel) 2020. Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyampaikan hasil survei paslon mana yang akan dipilih warga Tangsel apabila pencoblosan dilakukan hari ini.
Hasilnya, pasangan Muhammad dan Rahayu Saraswati mendapat posisi tertinggi yakni 34,5 persen. “Sementara Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan 31,8 persen dan Siti Nur Azizah-Ruhamaben 12.1 persen,” kata Burhanuddin dalam rilis daring, Selasa (17/11).
Kemudian, apabila pemilihan menggunakan foto pasangan calon, sebanyak 38,6 persen akan memilih Muhammad, 33,2 persen memilih Benyamin, dan 16,4 memilih Siti Nur Azizah.
Burhanuddin menyebut, dibandingkan temuan sebelumnya, dukungan pada pasangan Muhammad dan Rahayu Saraswati menguat cukup signifikan, mengungguli paslon Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan dan Siti Nur Azizah-Ruhamaben. “Meskipun elektabilitas Muhammad dan Rahayu Saraswati mulai unggul, tapi keunggulannya tidak signifikan secara statistik. Karena selisih dua paslon masih dalam kisaran margin of error survei,” kata Burhan.
Adapun survei mengenai Pilkada Tangsel ini menggunakan metode random sampling terhadap 820 orang dengan margin of error 3,5 persen, sementara tingkat kepercayaan 95 persen. (dm)
Diskusi tentang ini post