SATELITNEWS.ID, PANDEGLANG–Proses pemilihan dan penetapan supplier untuk program sembako, yang dilaksanakan Dinas Sosial (Dinsos) Pandeglang, di Aula Pendopo Bupati Pandeglang, Jumat (14/2). Sempat diwarnai aksi protes, sehingga menimbulkan kekisruhan. Bahkan para agen sembako yang datang, juga sempat walk out (keluar) dari ruangan tersebut.
Pantauan dilokasi, kekisruhan itu terjadi dipicu saat hendak pemilihan supplier yang dipimpin Wakil Ketua Tim Koordinasi Kabupaten, Ramadani. Ia menjelaskan, pemilihan supplier yang bakal dipilih masing-masing kelompok agen sembako itu, berdasarkan memilih menu sembako yang sudah disediakan di secarik kertas. Bukan memilih nama CV atau PT yang bakal jadi supplier.
Dari penjelasan itu, perwakilan dari agen sembako menolaknya, dan langsung meminta agar pemilihan mencantumkan nama supplier yang bakal dipilihnya. Walau mengajukan perubahan, tetap saja pihak koordinasi Pemkab Pandeglang tak mengabulkan usulannya tersebut. Sehingga, membuat para agen berteriak dan mengajak, agar semuanya walk out (keluar) dari ruangan.
Akan tetapi, kekisruhan kembali mereda, setelah para agen dapat ditenangkan oleh para pihak koordinasi dan Dinsos Pandeglang. Mau tidak mau, para agen akhirnya memilih supplier berdasarkan menu pilihan sembako yang disediakan.
Sehingga pada pemilihan supplier itu, hasilnya yang dipilih para agen telah dimenangkan oleh empat perusahaan yakni, Bulog, Pandeglang Berkah Maju, PT Kenzi One dan PT AAM.
Ketua Paguyuban Agen Sembako 24 Kecamatan, Ade Emon mangatakan, alasan ia bersama teman-temannya keluar ruangan karena tak mengerti dalam pemilihan supplier, sistemnya harus memilih menu tanpa ditampilkan nama suppliernya. Sedangkan di menu itu menurutnya, hampir semua supplier menunya sama.
“Pemahaman kami kenapa tadi keluar karena kalau salah memilih menu sedangkan itu bukan pilihan kami tidak sesuai dengan kapasitasnya maka itu menjadi kekhawatiran kami terkait kualitas dan kuantitasnya. Kalau yang kemarin, kami yang memilih langsung supplier, sedangkan dimenu itu hampir semua supplier menunya sama,” kata Ade degan wajah emosi, Jumat (14/2).
Ade menegaskan, yang menjadi kekhawatiran para agen adalah, kualitas dan kuantitas yang disediakan para supplier. Sebab, jika agen salah memilih supplier maka imbasnya akan dirasakan langsung oleh masyarakat.
“Agen ini pertanggungjawabannya pada Pemerintah dan KPM (Keluarga Penerima Manfaat) atau masyarakat miskin, ketika hari ini kami salah memilih supplier maka kami yang akan menyesal selamanya. Jangan sampai terjadi beras menjadi bawang karena kualitasnya tidak layak dimakan,” tambahnya.
Yang membuat anehnya lagi ungkap dia, pada tahun 2019 lalu, pemilihan supplier itu tak seperti yang dilakukan tahun 2020 ini. Karena tahun lalu jelasnya lagi, agen memilihnya langsung ada nama perusahaannya.
“Menurut kami kalau membuat sistem seperti itu, sudah melanggar Pendum (pedoman umum) yang berlaku. Dipedum jelas, kewenangan agen itu bisa belanja, tapi hari ini kami ngikut yang ada selagi ini baik dan bisa dipahami,” paparnya.
Wakil Ketua Tim Koordinasi Kabupaten, Ramadani menduga, oknum yang melakukan protes dan walk out saat pemilihan supplier program sembako ada kongkalikong dengan supplier. “Biasanya mereka sudah tendensius dari awal, sudah menandai jagoannya. Makanya kami enggak menunjuk nama perusahaan. Karena mereka (supplier), sudah ada yang menjanjikan (sesuatu) ke agen-agen,” ungkap Ramadani, usai pemilihan supplier.
Ramadani yang menjabat Asda I Bidang Pemerintahan ini menegaskan, sebelum diadakannya pemilihan supplier tim koordinasi, pihaknya sudah melakukan tahap seleksi verifikasi administrasi, seleksi spesifikasi barang dan tahap pemilihan pemenang supplier.
Hasilnya, dari 18 perusahaan yang mendaftarkan diri sebagai calon supplier, hanya 10 perusahaan yang sanggup menyediakan barang sesuai dengan yang diminta. Dari 10 perusahaan yang keluar sebagai pemenang, mereka diantaranya Bulog, Pandeglang Berkah Maju, Kenzi One, dan PT AAM.
Namun ia menegaskan, jika diperjalanan ada supplier yang dianggap tidak sesuai dengan perjanjian antara supplier dengan agen, maka sanksi tegasnya adalah dicoret dari daftar sebagai penyedia barang.
“Kalau mereka wanprestasi dan ada agen yang lapor pada kami langsung dicoret dan pada bulan berikutnya dia ga akan distribusi lagi. Kualitas harus dijaga,” tegasnya.
Sementara, salah satu supplier yang terpilih, Direktur CV. Kenzi One Indonesia, Raden Muhammad Bambang Sukron Nurhadi mengaku, sangat berterima kasih pada agen yang telah memilih perusahaannya sebagai salah satu penyedia barang.
Tentu saja tambah dia, pihaknya takkan menyianyiakan kepercayaan yang diberikan oleh para agen tersebut, maka dari itu dia menjanjikan menu yang bakal disalurkan ke agen-agen merupakan produk lokal dan berkualitas tinggi.
“Alhamdulillah perusahaan kami masih dipercaya oleh agen untuk menyediakan barang yang dibutuhkan. Produk kami tentunya mengutamakan kualitas dan produk lokal. Kepercayaan ini akan kami jaga agar agen dan KPM merasa puas pada barang yang kami sediakan,” imbuhnya. (nipal/mardiana)
Diskusi tentang ini post