SATELITNEWS.ID, TANGERANG—Pemerintah benar-benar memerangi para pelaku penimbunan masker di tengah mencuatnya isu virus corona. Bareskrim Mabes Polri mengungkapkan bahwa saat ini sudah ada 17 wilayah yang tertangkap memainkan harga atau menimbun masker. Polisi menetapkan 30 tersangka yang saat ini dalam proses pemeriksaan lebih lanjut.
“Ada 17 wilayah, Polda Metro ada 3 kasus, Polda Jabar 2 kasus, di Jateng 1 kasus, di Kepri 1 kasus, di Polda Sulsel 2, Kalbar 2, Kaltim 2. Ada 30 tersangka yang saat ini sedang dalam proses pemeriksaan,” kata Kepala Bareskrim Polri Komjen Pol Listiyo Sigit Prabowo di Hotel Borobudur, Jakarta, Kamis (5/3).
Untuk saat ini, 30 tersangka masih diperiksa secara individu. Tidak menutup kemungkinan bahwa nantinya akan melibatkan sebuah korporasi.
“Yang masih kita dapatkan ini distributor-distributor, sementara proses individu dulu, nanti bisa saja korporasi juga,” tambahnya.
Atas kasus-kasus itu, Menteri Perdagangan Agus Suparmanto menyebutkan bahwa jika saja hal itu terjadi, tidak menutup kemungkinan izin distributor atau perusahaan akan dicabut.
“Dari harga-harga yang tinggi, kita ada himbauan, kemudian sanksi, nanti kalau perlu ada pencabutan izin dari perusahaan tersebut,” tutur dia.
Sigit pun mengimbau kepada masyarakat untuk tidak panik. Sebab, stok masker masih dalam keadaan cukup.
“Jadi kami himbau kepada maskayarakat untuk tidak perlu panik, karena berdasarkan hasil pengecekan di lapangan apa yang dibutuhkan masyarakat saat ini dalam keadaan cukup,” jelasnya.
Saat ini pihaknya telah menyita 822 kardus yang berisikan 61.550 lembar masker dan 138 kardus hand sanitizer. Rencananya, barang-barang tersebut akan diberikan kepada masyarakat secara gratis.
“Nanti kita akan atur. Kita sisihkan sebagai barang bukti, (lainnya) kita salurkan untuk kebutuhan masyarakat,” tutupnya.
Masih terkait virus corona, Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, memulangkan satu warga negara asing (WNA) yang semula mendapat perawatan intensif karena diduga terpapar virus tersebut. WNA itu setelah dinyatakan negatif setelah menjalani serangkaian pemeriksaan.
“Ada yang pulang satu karena dinyatakan sembuh, warga negara asing (WNA),” kata Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril yang enggan menyebut asal WNA tersebut, Kamis (5/3).
Syahril menyampaikan, pada Rabu (4/3) siang dan malam kemarin RSPI Sulianti Saroso menerima dua orang pasien dalan pengawasan. Kini salah satu orang tersebut berada di ruang isolasi dan satu orang lainnya berada di ruang rawat inap biasa.
Total pasien yang berada di ruang isolasi RSPI Sulianti Saroso sendiri berjumlah sembilan orang. Dua diantaranya merupakan positif Corona dan tujuh orang lainnya dalam pengawasan.
“Jadi hari ini berjumlah sembilan pasien ya,” ujar Syahril.
Terkait kondisi pasien dalam pengawasan, lanjut Syahril, pihak rumah sakit menyerahkan sepenuhnya kepada Kementerian Kesehatan untuk mengumkan baik itu negatif maupun positif. “Karena ini sudah wabah maka ada mekanisme lapornya melalui kementerian kesehatan,” tukasnya.
RSPI Sulianti Saroso menerima dua pasien dalam pengawasan terkait virus Corona. Salah satu pasien merupakan rujukan dari rumah sakit swasta dan harus menggunakan ventilator karena berusia 65 tahun.
“Karena dikirim dari rumah sakit swasta. Di sana sudah dirawat selama satu minggu dan pakai ventilator. Jadi dikirim ke sini pakai ventilator. Umurnya 65 tahun dan memang kurang baik keadaannya,” kata Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso Mohammad Syahril di kantornya, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (5/3).
Sementara itu, untuk delapan pasien lain yang juga berada di ruang isolasi, Syahril memastikan mereka semua dalam kondisi baik. “Dari 8 yang ada alhamdulillah semuanya stabil baik,” ucap Syahril.
Terkait dua pasien positif virus Corona, lanjut Syahril, mereka sudah tidak lagi mengalami demam maupun sakit tenggorokan meski masih batuk-batuk.
“Begitu pula dengan (pasien, Red) yang kedua. Yang kedua kan ibunya. Masih batuk-batuk dikit. Sesak nafas maupun demam tidak ada,” ucap Syahril.
Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Muhadjir Effendy, menyampaikan bahwa jumlah rumah sakit (RS) rujukan untuk menangani Virus Corona yang semula ada 100, sekarang telah menjadi 137. Beberapa rumah sakit swasta juga sudah menawarkan diri.
“Jadi memang ada rumah sakit swasta yang sudah menawarkan diri,” ujar Muhadjir, Kamis (5/3)
Muhadjir berujar, pemerintah saat ini terus melakukan tracking atau penelusuran jejak mata rantai, dari orang-orang yang terkena Virus Corona. Sehingga pemerintah ingin Virus Corona bisa diredam penyebarannya.
“Mungkin akan kita cari juga beberapa kasus yang kemarin sempat muncul yaitu misalnya ada penumpang dari WN New Zealand yang dari Iran mampir di Bali, sudah kita telusuri semua, mungkin ada sekitar ada 30-an pihak dan ternyata negatif,” ungkapnya.
Sebelumnya, dua orang positif terinfeksi Virus Corona. Mereka tertular dari warga negara asing (WNA) asal Jepang. Mereka saat ini sudah ditangani di Rumah Sakit Pusat Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso. (saf/rid/jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post