satelitnews.com, SERANG – Dinas Pertanian (Distan) Kabupaten Serang, menyebut komoditas Kedelai saat ini masih kurang diminati oleh para petani. Hal itu dikarenakan, tidak adanya kepastian harga. Sehingga, banyak petani lebih memilih menanam komoditas lain seperti padi.
Kepala Bidang (Kabid) Tanaman Pangan dan Holtikultura Distan Kabupaten Serang, Zaldi Dhuhana mengatakan, berdasarkan data yang dimilikinya sampai triwulan empat, untuk tanaman Kedelai pihaknya masih kekurangan sekitar 117 hektar dari target 782 hektar. Sedangkan target produksi, masih kekurangan 313 ton dari target itu 780 ton. “Kemungkinan kalau kedelai ini agak susah mengejarnya,” kata Zaldi, Rabu (18/12).
Katanya, kurang diminatinya komoditas Kedelai oleh para petani, selain tidak ada kepastian harga. Terlebih, ketika memasuki masa panen Kedelai impor justru malah masuk. Sementara harga Kedelai impor, jauh lebih murah dibanding lokal. Sehingga, petani kesulitan untuk menjual hasil panennya.
“Kalau harga jual dipasaran kedelai impor itu jatuh diangka Rp 2.500 sampai Rp 3000 per kilogram. Sedangkan sampai dikatakan masih ada untung harga (kedelai lokal) itu, Rp 7000 per kilogram,” tandasnya.
Namun demikian ia menyarankan, agar para petani tidak menjual kedelainya ke pengepul, melainkan kedelai ini langsung di produksi ke barang jadi seperti tahu dan tempe. “Sehingga bisa langsung dikonsumsi oleh masyarakat,” ujarnya.
Disinggung mengenai wilayah yang banyak terdapat lahan pertanian Kedelai, kata dia dari 29 Kecamatan yang sudah banyak lahan pertanian kedelai baru tiga Kecamatan yakni, Tunjung Teja, Gunung Sari dan Pamarayan.
Hal ini terjadi, selain kurang diminati oleh para petani, kata dia, ketersediaan benih juga menjadi kendala. Di Banten ini, penangkaran benih paling besar itu cuma ada di Sobang, Kabupaten Pandeglang. Sedangkan di Serang belum ada.
“Kalau dulu memang kita ngambil benihnya ke Jawa, cuma sekarang karena seIndonesia juga butuh serentak, terus penangkaran juga kekeringan, ya hampir semua wilayah, jadi produksi memang menurun, kita enggak bisa jalan kalau enggak ada benih yang bersertifikat,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post