SATELITNEWS.ID, JAKARTA—Kenaikan harga kedelai impor kembali terjado. Imbasnya perajin tahu/tempe pun terpukul. Sebab harga kedelai impor sebagai bahan baku utama tahu tempe tembus Rp 11 ribu/ Kg. Harga ini naik hampir dua kali lipat dari kondisi normal yang berkisar Rp 6.500/Kg.
Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia (Gakoptindo) Aip Syarifudin mengatakan, kenaikan harga kedelai telah membuat ribuan perajin usaha tempe tahu di berbagai daerah berhenti produksi. “Produsen tempe tahu skala kecil dengan produksi 20 Kilogram banyak yang stop operasi,” ungkap Aip seperti dikutip dari RM.id (Group SatelitNews.Id)
Menurut dia, itu dilakukan karena keuntungan dalam produksi tahu dan tempe saat ini hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Tidak ada modal untuk kembali produksi. “Dari jumlah 160 ribu perajin tempe tahu yang ada di berbagai wilayah tidak produksi, 10 persen hingga 20 persen sudah berhenti operasi,” jelasnya. “Mogok terpaksa dilakukan karena harganya udah nggak masuk akal. Memang nggak ada pengurangan karyawan, cuma untuk kuantitas dikurangi,” jelasnya.
Wakil Ketua DPR Rachmat Gobel meminta Kementerian Perdagangan (Kemendag) menstabilkan harga kacang kedelai. Ini untuk memberi ketenangan kepada masyarakat maupun para perajin tahu dan tempe. “Tugas Kemendag memang seperti itu. Tak bisa membiarkan masyarakat bertarung sendiri,” kata Gobel.
Bos Panasonic ini mengatakan, kenaikan harga kedelai bisa mengganggu lapangan kerja dan lapangan usaha. Di tengah kondisi pandemi, Gobel meminta semua pihak, khususnya Pemerintah bekerja lebih sungguh-sungguh, supaya kemiskinan tak terus naik.
Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kemendag Oke Nurwan mengatakan, pihaknya memastikan stok kedelai nasional aman, meski terjadi kenaikan harga yang signifikan selama dua minggu terakhir. “Kami bersama seluruh pelaku usaha kedelai nasional akan terus berupaya menyediakan stok kedelai cukup, untuk memenuhi kebutuhan industri tahu dan tempe menjelang puasa dan Lebaran 2022,” kata Oke. (made)