SAAT ini kita sudah berada di penghujung bulan Sya’ban 1441H/2020M. Artinya beberapa hari lagi kita akan bertemu bulan yang dinamakan sebagai bulan ampunan (syahrul magfirah), bulan pendidikan (syahrut tarbiyah), bulan Alquran (syahrul quran) ataupun nama lain bulan yang dinanti-nanti, yakni Bulan Ramadan.
Pertemuan kita dengan Bulan Ramadan menjadi misteri, tidak ada yang tahu, karena tidak ada jaminan bagi seseorang untuk bertemu dengan tamu agung tersebut. Umat Islam di tahun ini akan melaksanakan Ibadah puasa Ramadhan dalam suasana yang berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya. Bulan Ramadan tahun ini di tengah pandemik Coronavirus Diseas (COVID-19) yang melanda seluruh dunia.
Wabah COVID-19 bukanlah halangan untuk beribadah. Ramadan tetap dijadikan ladang untuk beramal ibadah. Karena segala yang menimpa didunia ini merupakan ketetapan Allah SWT, sebagaimana dalam Alquran disebutkan ”Qul lay yuṣībanā illā mā kataballāhu lanā, huwa maulānā wa ‘alallāhi falyatawakkalil-mu`minụn” yang artinya “Sekali-kali tidak akan menimpa kami melainkan apa yang telah ditetapkan Allah untuk kami. Dialah Pelindung kami, dan hanya kepada Allah orang-orang yang beriman harus bertawakal”. (QS Attaubah 9:51)
Dunia sejatinya adalah tempat bagi manusia menjalani berbagai macam ujian dan cobaan dari Allah SWT. Sebagai orang yang beriman kepada-Nya, kita pun diperintahkan untuk senantiasa bersabar dan bertawakal selama menjalani ujian-ujian tersebut. Dunia ini memang berputar, adalakalanya ketika seseorang mendapatkan kesenangan, hati-hati suatu saat kita akan mendapatkan kesedihan “Wa Tilka Al Ayyamu nudhawiluha baina Al Annas” “Dan masa (kejayaan dan kehancuran) itu kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat pelajaran) (QS 4:140) yang sekarang terjadi dan beberapa bulan lalu, dunia sedang diuji dengan virus Corona.
Bahwa ada tiga macam ujian yang Allah berikan kepada manusia di alam dunia ini. Yaitu, ujian kesulitan, kesenangan, dan kesalahan. Ujian kesulitan muncul dalam bentuk kekurangan harta, kelaparan, penyakit, dan musibah-musibah lainnya. Sementara, ujian kesenangan dapat berupa harta yang banyak, istri yang cantik, dan kedudukan sosial yang tinggi.
Dalam menghadapi berbagai ujian yang menerpa dalam kehidupan kita, ada beberapa sikap yang harus dilakukan seorang mukmin. Pertama, tetap merasa yakin atau optimistis bahwa akan datang pertolongan Allah kepada kita. Kedua, segera mengucapkan innaa lillaahi wainnaa ilaihi rajiuun setiap kali mendapat musibah. Sikap selanjutnya adalah bertawakal kepada Allah. Karena COVID-19 merupakan ujian yang Allah berikan kepada kita. Seperti Firman Allah SWT dalam Alquran “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan, “Kami telah beriman, sedang mereka tidak diuji lagi? Dan sesungguhnya Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya. Dia mengetahui orang-orang yang dusta.” (QS al-Ankabut [29]: 2-3).
Oleh sebab itu, marilah kita memohon pertolongan kepada Allah, karena Allah lah zat satu-satunya yang dapat menghilangkan segala bentuk ujian didunia ini. Wa iy yamsaskallāhu biḍurrin fa lā kāsyifa lahū illā huw, wa iy yuridka bikhairin fa lā rādda lifaḍlih, yuṣību bihī may yasyā`u min ‘ibādih, wa huwal-gafụrur-raḥīm. “Jika Allah menimpakan sesuatu kemudharatan kepadamu, maka tidak ada yang dapat menghilangkannya kecuali Dia. Dan jika Allah menghendaki kebaikan bagi kamu, maka tak ada yang dapat menolak kurnia-Nya. Dia memberikan kebaikan itu kepada siapa yang dikehendaki-Nya di antara hamba-hamba-Nya dan Dialah Yang Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
Merebaknya pandemi COVID-19 yang masih berlangsung direspons Kementerian Agama (Kemenag). Menteri Agama melalui Surat Edaran Kementerian Agama Nomor 6 Tahun 2020 tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441H di tengah Pandemi Covid-19. Menteri Agama Jend (Purn) Fachrul Razi mengimbau umat muslim di Indonesia melaksanakan ibadah shalat tarawih dan tadarus di rumah, tilawah atau tadarus Alquran sebaiknya dilakukan di rumah masing-masing. Lebih lanjut, Menteri Agama mengajurkan agar umat muslim tidak melakukan tradisi sahur on the road maupun buka puasa bersama, mengingat kegiatan ini biasa melibatkan banyak orang serta kerumunan. “Sahur dan buka puasa dilakukan oleh individu atau keluarga inti, tidak perlu sahur on the road atau ifthar jama’i atau buka puasa bersama, selama bulan Ramadhan 2020 sebagai upaya memutus penularan virus corona (COVID-19).”
Surat Edaran Kementerian Agama Nomor 6 Tahun 2020 tentang Panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441H ini dimaksudkan untuk memberikan panduan beribadah yang sejalan dengan Syariat Islam sekaligus mencegah, mengurangi penyebaran, dan melindungi pegawai serta masyarakat muslim di Indonesia dari resiko Covid-19.
Dalam konteks ini, umat Islam yang akan melaksanakan ibadah puasa tentu kewajiban puasa tetap dijalankan sebagaimana biasa sesuai dengan ketentuan fiqih ibadah. Tetapi dengan catatan memberikan perhatian secara khusus terhadap potensi penyebaran. Seluruh potensi yang menyebabkan penyebaran virus COVID-19 secara meluas ke tengah masyarakat itu harus dicegah dan diminimalisir. Dalam konteks inilah, Ibadah di Bulan Suci Ramadhan menjadi sangat penting untuk melebur dosa-dosa kita manusia.
Bulan Ramadhan adalah bulan peluang untuk mendulang emas untuk bertaubat kepada Allah SWT atas segala kehilafan, perbuatan dosa-dosa serta maksiat yang kita lakukan. Barang siapa yang bersungguh-sungguh berpuasa di Bulan ini, maka Allah ampuni dosanya sebagaimana diumpamakan sebagaimana saat ia dilahirkan ibunya. Sebagaimana yang disabdakan Rasulllah SAW, “Sesungguhnya Ramadhan adalah bulan di mana Allah ta’aala wajibkan berpuasa dan aku sunnahkan kaum muslimin menegakkan (sholat malam). Barangsiapa berpuasa dengan iman dan dan mengharap ke-Ridhaan Allah ta’aala, maka dosanya keluar seperti hari ibunya melahirkannya.” (HR Ahmad 1596)
Ramadhan merupakan bulan yang dinanti-nati oleh umat Islam, sebagai bulan penuh berkah, penuh ampunan dan di bulan tersebut diturunkannya Alquran. Oleh karena itu dengan menyambut Ramadhan dengan penuh kegembiraan merupakan indikator keimanan seseorang.
Bagaimana kita menyambut Bulan Ramadhan yang penuh berkah dan mulia ini dengan penuh keistimewaan di tengah pandemi COVID-19? Jika dapat diilustrasikan dalam sebuah perjalanan dengan jarak tempuh yang jauh, tentukan kita melakukan persiapan-persiapan.
Dalam menyambut Ramadhan, umat islam sedikitnya menyiapkan empat hal. Pertama, persiapan ruhiyah (Ruhani/Jiwa), persiapan rohani (jiwa) membersihakn hati dari penyakit aqidah, seperti keragu-raguan, prasangka buruk, syirik dan fasiq. Kedua, persiapan fikriyah (Pikiran/(Ilmu), persiapan keilmuan berupa pemahaman aturan syariat. Membekali dengan ilmu terkait syarat rukun puasa, serta hikmah puasa dan amalan puasa. Ketiga, persiapan jasadiyah atau fisik berupa olah raga teratur, membersihkan rumah, makan-makanan yang sehat dan bergizi. Karena kita memerlukan fisik yang lebih sehat dari biasanya. Jika fisik lemah, bisa-bisa kemuliaan yang dilimpahkan Allah pada bulan Ramadhan tidak dapat kita raih secara optimal. Keempat, persiapan Maliyah, yakni persiapan harta bukan hanya untuk membeli keperluan buka puasa atau hidangan lebaran saja. Tapi untuk melipatgandakan sedekah, karena Ramadhanpun merupakan bulan memperbanyak sedekah.
Oleh karena itu, sebelum ramadhan kita jalani, meski kondisi di saat masa darurat pandemik Covid 19 mari mempersiapkan diri kita untuk menyambut Bulan Ramadhan. Membuat perencanaan, baik saat bertemu dengan Bulan Ramadhan dan mengambil hikmah di balik musibah ini menjadikan ramadhan kali ini lebih berkah bersama keluarga. Menjadi kepribadian yang shalih menuju insan bertaqwa dan istiqamah dalam keshalihan pada bulan-bulan lainnya selama menjalani kehidupan ini, perbanyaklah ibadah untuk meraih gelar agung insan-insan Muttaqien. (*)
(Ketua Yayasan Darussalam, Ketua Yayasan Nurul Baiturrahman, Ketua PERGUNU Kota Tangerang, Dosen Akademi Telkom Jakarta, Dosen Program Studi PGSD Universitas Esa Unggul, dan Penulis Buku ‘Membentuk Karakter Baik Pada diri Anak’)
Diskusi tentang ini post