SATELITNEWS.ID, SERPONG—Menteri Sosial (Mensos) Juliari P Batubara blusukan ke permukiman padat penduduk di RT 05/02 Kelurahan Ciater, Kecamatan Serpong, Kota Tangsel, Rabu (13/5). Mensos didampingi Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie, Kepala Dinas Sosial Kota Tangsel Wahyunoto Lukman, Camat Serpong Dwi Suryani membagikan sembako bantuan sosial Presiden kepada warga Kelurahan Ciater.
Tidak hanya membagikan sembako saja, Mensos yang menggunakan kaos warna merah berkerah belanja wafer coklat di warung sembako dan membagikannya kepada anak-anak kecil yang ada di lokasi tersebut. Mensos Juliari P Batubara, berpesan kepada masyarakat agar saling bergotong royong dalam menghadapi pandemi COVID-19.
“Kami membawa bantuan paket sembako dari Presiden untuk disampaikan kepada masyarakat,” katanya.
Juliari menyadari pentingnya untuk saling peduli sesama mengingat di tengah pandemi banyak masyarakat terdampak COVID-19 dari mulai kehilangan mata pencaharian hingga terkena PHK. Oleh karena itu, pemerintah menerapkan kebijakan termasuk menyalurkan bantuan sosial dalam berbagai skema bahkan Presiden berpesan agar bantuan sosial sudah tersalurkan dalam pekan ini.
Dalam kesempatan tersebut, Mensos menyerahkan bantuan kepada Nenek Saanah yang tinggal bersama cucunya. Mensos juga memberikan bantuan kepada Kakek Basar.
Setelah menyerahkan sembako, Mensos menjelaskan data yang dikirimkan oleh pemerintah daerah (Pemda) dipastikan bukanlah data reguler penerima bantuan dari pemerintah setempat.
“Data penerima bantuan dari Pusat ini kan data yang dikirimkan oleh Pemda. Kita pastikan ini (penerima bantuan Covid-19 dari Kemensos) bukan data reguler penerima bantuan dari Pemda Kota Tangerang Selatan (Tangsel),” katanya.
Bahkan, sebanyak 73 ribu penerima bantuan Covid-19 dari Pusat tersebut ditargetkan akan terus bergulir. Bahkan, imbuhnya, sebelum Hari Raya Idul Fitri pihaknya akan mengirimkan 2 kali bantuan di Kota Tangsel.
“Jadi sekali kirim 73 ribu. Kita targetkan terus berjalan, bahkan kita upayakan sebelum lebaran sudah dua kali kita kirim bantuannya,” tambahnya.
Lanjutnya, sebanyak 73 ribu Kepala Keluarga (KK) tersebut, merupakan estimasi terkecil bagi Kota Tangsel yang berpenduduk 1,7 juta jiwa. Dirinya memperhitungkan sekira 50% warga dari sebuah kota terdampak Covid-19.
“Iya sekarang begini, Tangsel itu penduduknya 1,7 juta jiwa. Ambil separuhnya berarti 850 ribu jiwa, kita rata-rata kan satu keluarga isinya 4 orang, berarti ada sekitar 200 ribu KK yang terdampak Covid-19. Itu estimasi kita. Kan kita ngga tau, sebelumnya bekerja, tapi karena Corona mungkin sekarang ngga kerja. Begitu kira-kira,” tuturnya.
Mensos pun mengungkapkan jangan mempersoalkan data dulu. Berikan bantuan, kata Juliari, kemudian ketika datanya dobel bisa dievaluasi pas pengiriman bantuan kedua.
“Kalau kita ribut soal data, yang ada corona selesai, bantuan gak sampai-sampai, “jelasnya.
Wakil Walikota Tangsel Benyamin Davnie menyatakan dalam data reguler penerima bantuan Pemerintah Kota (Pemkot) Tangselsebanyak 13 ribu KK, dan untuk Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) Kota Tangsel ada sebanyak 22 ribu KK.
“Program reguler (penerima bantuan Pemkot Tangsel) ada 13 ribu KK, DTKS 22 ribu KK, kita usulkan ke Kemensos itu 20 ribu KK, tapi ternyata Kemensos mengusulkan tambahan sebanyak 20 ribu, sehingga total penerima bantuan dari Pusat itu ada 76 ribu KK,” pungkasnya. (irm/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post