SATELITNEWS.COM, PANDEGLANG – Keberadaan Sub Terminal Cadasari di Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang, terlihat memprihatinkan. Selain tidak dilintasi angkutan umum (angkum), terminal tipe C ini juga tak terawat sehingga kumuh.
Pantauan di lokasi, hampir setiap sudut bangunan dipenuhi coretan, termasuk musala yang ada di bagian belakang terminal. Selain itu, paving blok yang terpasang sebagian mengalami kerusakan.
Kawasan terminal juga dipenuhi sampah dan dedaunan kering, serta belum pernah dibersihkan dalam waktu lama.
Untuk diketahui, pengerjaan Terminal Cadasari dilakukan oleh CV Trikasa Media Konsultan dengan nomor kontrak 523/49-017/122/PPK-SPK/Dishub /IX/2017 dan dilakukan selama 70 hari kalender, dimulai sejak 11 Oktober sampai 19 Desember 2017, dengan total anggaran sebesar Rp1,645 Miliar dari APBD Kabupaten Pandeglang tahun anggaran 2017.
Mahdum, warga Desa Ciinjuk, Kecamatan Cadasari, Kabupaten Pandeglang mengatakan, sejak dioperasikan pada tahun 2018 lalu, terminal tersebut selalu sepi dan tidak ada mobil angkutan umum yang masuk ke kawasan terminal. Kondisi itu, berlangsung hingga saat ini.
“Selalu sepi terminalnya,” kata Mahdum, Rabu (14/6/2023).
Mahdum juga menyayangkan keberadaan Terminal Cadasari, yang tidak beroperasi optimal. Selain itu, kurangnya perawatan juga menjadikan kondisi terminal tampak kumuh dan seperti bangunan tidak terpakai.
“Kumuh, terus enggak terawat. Mana ada yang mau masuk,” tandasnya.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Darat Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Pandeglang Berlyn Henny mengatakan, pihaknya sudah berupaya optimal agar para sopir angkum mau masuk ke kawasan terminal Cadasari.
“Kita terus berupaya. Bahkan, kita sudah sampaikan kepada pemilik dan para sopir, agar masuk ke kawasan terminal. Tapi ya gimana ya, sampai sekarang memang masih sepi,” akunya.
Terkait perawatan terminal, Berlyn mengaku, tidak memiliki anggaran untuk melakukan perawatan. Akan tetapi, pihaknya akan mengupayakan agar perawatan terminal bisa terus dilakukan, supaya terminal tidak kumuh meskipun memang belum optimal.
“Kita enggak ada anggaran. Kita sudah lakukan perawatan, menggunakan uang pribadi. Kalau terus-terusan menggunakan uang pribadi kan repot juga. Karena, dari dinas enggak ada anggarannya,” imbuhnya. (mg4)
Diskusi tentang ini post