SATELITNEWS.COM, LEBAK— Empat tahun lebih ratusan warga Kampung Cigobang, Desa Banjarsari, Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak, menempati hunian sementara (huntara) pasca rumahnya hancur dilanda bencana banjir bandang pada tahun 2020 lalu. Mereka berharap bisa segera menempati hunian tetap agar bisa hidup layak seperti warga lainnya.
Informasi yang dihimpun, ada 120 kepala keluarga dengan total 356 jiwa lebih harus menempati 97 hunian sementara (hantara) yang berada di lahan Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS). Huntara yang berukuran rata-rata panjang 6 meter dan lebar 4 meter tersebut terbuat dari alas anyaman bambu, dinding dan atap terpal sangat tidak layak. Tak hanya itu, infrastruktur jalan yang tidak memadai sangat menghambat aktivitas mereka. Dari faktor tersebut menjadi alasan mereka ingin segera hidup layak seperti warga lainnya.
“Membangun rumah yang layak pertama, terus jalan. Pengen cepat, udah nggak betah (tinggal di huntara),” kata Risma salahsatu penghuni huntara kepada wartawan ditemui di Huntara, belum lama ini.
Tidak hanya kepada pemerintah yang sekarang, pasca memberikan hak suaranya di Pemilu 2024 ini banyak harapan yang disampaikan khususnya kepada para calon legislatif. Risma meminta para wakil rakyat di jajaran legislatif untuk menempati janji-janji selama kampanye pada pemilu 2024. Ia mengaku sudah bosan dengan janji tapi tidak pernah terealisasi. “Sudah nyoblos, semoga yang tadi dipilih bisa menempati janji-janjinya. Kita sudah bosan dengar janji, ingin lihat bukti,” tuturnya.
Saat disinggung kapan terakhir kali pemerintah mengeluarkan statemen merelokasi warga huntara? Kata Risma, mereka dijanjikan relokasi sejak bencana banjir bandang tahun 2020. Informasi terakhir yang ia terima terkait relokasi akan dilakukan tahun 2023, namun relokasi tak kunjung datang. “Pas pertama-tama (usai peristiwa banjir bandang) 6 bulan (direlokasi), terus terakhir awal 2023 katanya mau dibangun, sekarang belum ada informasi lagi,” jelasnya.
Senada, warga bernama Samsudin juga berharap bisa segera direlokasi. Bahkan janji itu pernah ia dengar ketika kunjungan Presiden Joko Widodo pasca bencana banjir bandang tahun 2020. “Bapak presiden dan wakil pernah bicara di depan kami akan direlokasi atau direnovasi tapi sampai sekarang nol,” kata Samsudin.
Samsudin juga mendesak wakil rakyat untuk bisa memperjuangkan hak korban banjir bandang tahun 2020. Menurutnya, empat tahun bukan waktu yang singkat bagi warga. “Kami bukan ngomong kosong, mudah-mudahan wakil rakyat memperjuangkan kami bagaimanapun caranya harus bisa karena kami sudah 4 tahun. Di luar kecamatan Banjarsari juga banyak,” jelasnya.
Ketua RT 01/02 Kampung Cigobang yang juga penghuni huntara Ajum mengatakan, tak heran warganya ingin segera direlokasi. Sebab, bangunan yang tidak layak serta infrastruktur yang tidak memadai membuat mereka ingin segera direlokasi. “Bangunannya (huntara) terbuat dari bambu dan terpal. Ketika ada hujan kami ketakutan, selain bocor juga adanya angin kencang mengancam keselamatan kami,” kata Ajum.
Ajum menambahkan, beberapa hari lalu Penjabat Bupati Lebak, Iwan Kurniawan datang ke huntara bersama pejabat lainnya. Saat itu kata Ajum mereka akan segera melakukan relokasi namun waktunya ia belum tahu. “Baru-baru ini (Pj bupati lebak) datang ke huntara, beliau melihat langsung kondisinya dan berkata segera melakukan relokasi,” katanya.(mulyana)
Diskusi tentang ini post