SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Megawati Soekarnoputri mengungkap ada pihak yang berencana mengambil partainya. Dia menegaskan tidak takut dengan pihak yang hendak mengambil PDI-P.
Awalnya, Megawati bicara soal permintaan agar dirinya menjadi ketua umum kembali. Megawati kemudian menyebut ada pihak yang mau mengambil PDIP.
“Saya umur 77 kalau menurut dari peraturan udah pensiun tahu, ini kamu bla-bla-bla…, ‘Ibu, minta jadi ketua umum lagi’, kalau orang kan seneng banget ya, aku bilang sama Hasto, ‘Gue pikirin dulu ya To, gue rasanya kepengin juga ya kumpul sama keluarga’. Ini disuruh jadi ketum lagi jadi ketum lagi,” kata Megawati, dalam pidato sambutan dalam acara Pengumuman 305 Bakal Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah se-Indonesia dari PDI-P, di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).
“Sudah gitu sekarang ada orang mau ngambil pula PDIP, aih gawat, gile, wartawan tulis, gile. Bilang tuh Adian sama wartawan adik-adik kamu, melempem semua, dia nggak ngerti harga kehormatan, hiyek,” ucap Megawati.
Megawati pun bereaksi keras mendengar kabar itu. “Aku denger gitu. Tadinya aku, ‘Gue mau pensiun ah’, saya sudah punya cicit kan, ‘Aduh cicitku lucu banget, aduh jadi darling saya’, aih tahu-tahu disuruh jadi ketua umum, tapi nggak nurut semua, ngapain ya. Eh, begitu dengar ini akan diambil kayaknya PDIP, saya mau jadi ketua umum lagi. Ha-ha-ha…,” ujar dia.
Dia menegaskan tidak takut dengan pihak yang hendak mengambil PDIP. “Keren apa nggak, hayo? Bener nggak? Tapi mesti nurut perintah saya nuk, iya makanya manis-manis aja sama saya, lu mau gosok-gosok orang, lu gosok deh wartawan, keren nggak, ini mau 17 Agustus loh. Gila dipikirnya saya takut? Loh keren, kalau saya dipanggil sama KPK kalian pada ngikut semua ya, gile. Emangya saya pernah main korupsi atau apa, cari aja deh. Sampai capek saya mikirin,” tutur dia.
Di sisi lain, Megawati juga mengaku prihatin dengan kondisi partai politik sebelah. Ia bercerita tanpa menyebut nama partai politik yang dimaksud.
“Lho orang tetangga saya, partai sebelah, enggak usah ngomong deh, prihatin lho saya, prihatin lho, guna apa ada partai jadinya?” ucap Megawati. “Padahal partai itu sah, dan itu adalah sebuah organisasi partai politik. Tulis,” sambungnya.
Menurut Mega, karena sahnya partai politik, maka mereka boleh mengikuti kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu). “Hanya dia boleh mengikuti yang namanya Pemilu secara langsung sekarang, apa boleh ormas ikut? Enggak, tidak tahu kah kamu yang namanya konstitusi Republik Indonesia UUD 1945 yang sudah berapa kali diamendemen,” ungkap Megawati.
Lebih jauh, ia juga menyinggung kontestasi Pemilu akan percuma apabila sudah diatur oleh penguasa. “Hanya boleh ada pemilu-pemilu tapi sudah di-create, buat apa, hak rakyat mau dikemanakan?” tanya Megawati.
Seperti diketahui, Airlangga Hartarto mundur dari ketua umum Partai Golkar. Muncul isu adanya pembegalan oleh penguasa yang ingin mengambil alih Golkar. Namun, baik Airlangga maupun Golkar tegas mengatakan bahwa hal ini murni karena alasan pribadi. Airlangga disebut akan fokus ke pemerintahan. Keputusan itu pun dipilih Airlangga untuk memajukan partainya.
Lebih jauh, Megawati menyindir ada orang yang merasa hanyut dalam kenikmatan berada di Istana. Bahkan, saking nikmatnya, orang tersebut ingin meneruskan kekuasaan di Istana.
“Saya anak Istana lho, bayangin yang namanya Istana kan gede banget, wah apa saja ada gitu. Makanya orang yang masuk masuk gitu sekarang, merasakan kenikmatan itu, terus kepinginnya meneruskan. Sudah berhenti dah,” kata Megawati dalam pidato sambutan dalam acara Pengumuman 305 Bakal Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah se-Indonesia dari PDI-P, di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (14/8/2024).
Presiden Kelima RI ini mengingatkan bahwa kekuasaan pun akan ada batas waktunya. “Orang namanya kekuasaan itu selesai kok, enggak langgeng, iyalah. Jadi ya sudah kalau sudah mau selesai ya sudah, lah saya saja 3 tahun cuma ya sudah enggak boleh lagi ya sudah, itu wae,” tegas dia.
“Tapi kan kitanya, kenapa sih saya masih bisa pidato pidato kayak gini gitu loh, karena apa? Bhakti saya, gitu lho. Mana sih saya pernah mau mecah belah kamu,” lanjutnya.
Mega kemudian meminta masyarakat tidak gampang memecah belah. Secara sederhana, hal tersebut menurutnya bisa dilakukan dengan tidak menyudutkan seseorang dari belakang. (bbs/san)
Diskusi tentang ini post