satelitnews.com, SETU – Keheningan malam pecah seketika. Warga Kelurahan Kranggan Kecamatan Setu, digegerkan dengan kasus gantung diri yang dilakukan oleh seorang warganya, Sabtu (18/1/2020) pukul 23.00 WIB.
Korban diketahui bernama Ss (49) warga RT.10/04 Kelurahan Kranggan. Korban meninggal dunia dengan tubuh menggantung pada tali tambang yang menjerat lehernya di dalam rumah.
Kejadian bermula saat anak korban Sandi Bahrudin (21) bangun tidur sekitar pukul 22.00 WIB. Kemudian sekitar pukul 22.30, Sandi mengambil senter dan alat pancing. Setelah itu diapun bergegas pergi mancing.
Baru setengah jam memancing, Sandi tiba-tiba ingin pulang. Diapun akhirnya ke rumah. Namun pada saat sampai di rumahnya, dia terkejut melihat ayahnya menggantung di tiang pintu kamar rumah dengan seutas tali tambang berwarna merah terikat di lehernya. Saat dihampiri, korban sudah dalam keadaan meninggal dunia.
Mengetahui ayahnya gantung diri, Sandi langsung membangunkan ibunya Samah (46). Melihat jasad suaminya menggantung membuat Samah histeris. Hanya dalam hitungan menit, kejadian itu membuat geger. Warga sekitar berdatangan ke lokasi kejadian untuk mengetahui lebih jelas. Sementara, Ketua RW 10/04, Agus, langsung menghubungi pihak kepolisian untuk mengabarkan kejadian itu. Polsek Cisauk yang menerima informasi tiba tiba di lokasi untuk lakukan oleh Tempat Kejadian Perkara, evakuasi serta mengamankan sekitar lokasi.
Kapolsek Cisauk AKP Rolando Victor A Hutajulu didampingi Kanit Reskrim Iptu Purwanto mendatangi TKP untuk mengamankan TKP, dan menurunkan korban dari tali gantungan untuk mengecek keadaan korban.
“Hasil pemeriksaan tidak ada tanda tanda kekerasan ataupun penyebab lain, korban murni gantung diri,” ungkap Rolando, Minggu (19/1/2020) di lokasi kejadian.
Saat kejadian, kata Rolando, korban mengenakan baju batik warna kuning tangan panjang dan celana Panjang warna Hitam. Korban nekad mengakhiri hidupnya dengan gantung diri setelah mengeluh sakit dan tak ada biaya untuk berobat.
“Sebelum gantung diri korban sempat berbicara kepada istrinya untuk pasrah dengan keadaan, Nggeuslah (Udahlah, menggunakan bahasa Sunda),” ujarnya.
Sebelumnya, peristiwa serupa juga terjadi di wilayah hukum Polres Tangerang Selatan. Seorang pria berinisial DS (35), nekat mengakhiri hidupnya dengan gantung diri, Rabu (15/1/2020). Dia ditemukan gantung diri di kediamannya, di Perumahan Catalina, Medang, Pagedangan, Kabupaten Tangerang sekitar pukul 22.Wib.
Menurut Kapolsek Pagedangan AKP Efri, korban nekat mengakhiri hidupnya karena memiliki masalah dengan keluarganya. Namun, Efri tak ingin menjelaskan permasalahan pria yang diketahui merupakan pekerja swasta tersebut. “Betul ada masalah pribadi aja. Tapi mohon maaf saya tidak bisa sampaikan. Intinya kami sdh ke TKP, tidak ada tanda-tanda kekerasan,” kata dia, Sabtu (18/1/2020).
Sebelum gantung diri, pria tersebut sempat meninggalkan sepucuk surat yang sebelumnya ditulis dan diletakan di sisi tubuhnya. “Saya juga tidak tahu isinya apa. Intinya ada masalah serta keluarga sudah menerima kematian tersebut sebagai musibah dan takdir,” katanya. (jarkasih)
Diskusi tentang ini post