SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka melontarkan permintaan maaf terkait kelangkaan gas elpiji 3 kilogram (kg) yang sempat terjadi. Permintaan maaf tersebut diungkapkan kepada warga saat Gibran melakukan kunjungan ke pangkalan gas elpiji 3 kg di Kawasan Pasar Manggis, Jakarta Selatan, Kamis (6/2/2025)
Putra sulung Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi) ini datang dengan mengenakan batik lengan panjang dan menyapa langsung warga yang menjual elpiji.
“Ini tinggal ngambil ya? Tinggal ngambil ya?” kata Gibran kepada penjual elpiji. “Sudah nih sudah, sudah,” jawab seorang warga dalam video yang diunggah Gibran di akun media sosial Instagram resminya, @gibran_rakabuming, kemarin. Di lokasi terlihat tumpukan tabung elpiji 3 kg dalam truk.
Beberapa hari lalu warga sempat kesulitan mendapat gas elpiji 3 kg. Bahkan, terjadi antrean warga untuk membeli “gas melon” di berbagai wilayah. Di pangkalan “gas melon” itu, Gibran meminta maaf atas kejadian yang sempat terjadi tersebut.
“Maaf ya kemarin, ya,” ujar Gibran.
Dalam video, Gibran juga tampak berbicara sejumlah warga. Dia meminta agar penjual elpiji melaporkan apabila ada keluhan soal elpiji. “Ini bu ya bu ya, kalau ada apa-apa bilangin langsung ya,” katanya kepada seorang ibu.
Dalam narasi video tersebut, Gibran menuliskan bahwa Presiden Prabowo Subianto telah menekankan subsidi elpiji 3 kg harus tepat sasaran dan mudah diakses masyarakat. Dia menegaskan bahwa distribusi elpiji yang tertib dan adil harus dijaga. Mantan Wali Kota Solo ini pun meminta masyarakat dan pemilik pangkalan untuk melaporkan jika ada kendala di lapangan.
“Saya mengunjungi pangkalan gas di Pasar Manggis, Jakarta Selatan, untuk melihat langsung distribusi LPG bersubsidi. Kita pastikan pasokan tersedia dengan baik dan tidak ada lonjakan harga yang membebani masyarakat, terutama pelaku usaha kecil,” tulis Gibran.
Menurut dia, pemerintah akan terus memantau implementasi kebijakan distribusi elpiji melalui sub-pangkalan. Gibran akan memastikan bahwa manfaatnya benar-benar dirasakan oleh masyarakat luas. “Dengan distribusi yang lebih terstruktur melalui sub-pangkalan resmi, diharapkan masyarakat tidak lagi mengalami kesulitan mendapatkan LPG bersubsidi dengan harga wajar,” tulisnya lagi.
Sementara itu, Wakil Ketua DPR RI, Sufmi Dasco Ahmad mengatakan seluruh pengecer gas LPG 3 kg sudah naik tingkat menjadi sub pangkalan. “Harganya tadi kalau kita cek, itu pangkalan menjual ke sub pangkalan Rp16 ribu. Kemudian dari sub pangkalan menjual ke masyarakat Rp19 ribu,” kata Dasco usai sidak toko pangkalan di Kelurahan Kemanggisan, Jakarta Barat, Kamis (6/2/2025).
Namun, Dasco menyebut harga tersebut kemungkinan berbeda untuk di wilayah-wilayah pelosok. Dia menjelaskan harga eceran tertinggi (HET) LPG 3 kg yang dijual di pangkalan dan sub pangkalan akan menyesuaikan karakteristik masing-masing daerah.
“Ya kan kita tahu bahwa kemudian sub-pangkalannya juga ada yang misalnya di seberang sungai atau di mana. Dan itu kita akan minta supaya juga per daerah itu juga ada satu standar,” jelasnya.
Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Andre Rosiade menambahkan HET tersebut ditetapkan oleh pemerintah daerah, sehingga angkanya berbeda-beda. “Jadi itu yang perlu diketahui setiap kota, kabupaten maupun provinsi ada yang berbeda-beda tergantung HET yang ditetapkan oleh pemerintah (daerah),” kata Andre menambahkan.
Sub pangkalan yang tidak mengikuti aturan HET dalam menjual LPG 3 kg ke masyarakat akan mendapat sanksi. “Jika kemudian ternyata terbukti melanggar tentu akan ada sanksinya,” pungkas Daco. (bbs/san)