SATELITNEWS.ID, SERANG–Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Serang menurunkan target partisipasi pemilih menjadi 75 persen, pada perhelatan Pilkada serentak tahun 2020 nanti. Hal itu dikarenakan, pada pandemi Covid-19 ini, ada beberapa basis pemilih yang termasuk kategori rentan, yang diperkirakan tak dapat memberikan hak suaranya.
Ketua KPU Kabupaten Serang Abidin Nasyar mengatakan, dengan Pilkada dilakukan dimasa pandemi ada beberapa kalangan yang rentan tidak memilih diantaranya, kaum milenial dan pemilih usia di atas 60 tahun.
“Kami sedang dongkrak kaum millenial, yang rentan itu (pemilih,red) usia 60 dan kelompok tertentu. Kami optimis, semua stakeholder bekerja dengan baik,” kata Abidin, saat ditemui di sela-sela sosialisasi pencalonan pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Serang tahun 2020, di salah satu hotel di Kota Serang, Selasa (21/7).
Namun demikian, ia mengaku optimis Pilkada teap bisa berjalan aman, lancar dan damai, meskipun dimasa pandemi. Dengan catatan, semua stakeholder mendukung menyukseskan pesta demokrasi lima tahunan itu.
“Yang penting, kita jaga kesehatan dan gunakan protokol kesehatan Covid-19,” tandasnya.
Hanya saja terkait dengan target partisipasi pemilih tambahnya, pihaknya menurunkan target partisipasi pemilih dari 85 persen menjadi 75 persen. “Karena di musim pandemic, banyak cara dan strategi yang harus dilakukan. Tapi optimisme harus terus dibangun sejak sekarang,” ujarnya.
Ditambahkannya, saat ini tahapan yang sedang berjalan adalah, melakukan Pencocokan dan Penelitian (Coklit) data pemilih, hingga tanggal 13 Agustus atau selama 21 hari. Sampai saat ini, progres coklit sudah mencapai 45 persen.
Kemudian ia juga memastikan, semua Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP), sudah ikut rapid test. “Kemarin memang ditemukan ada yang reaktif, tapi Alhamdulillah di swab negatif semua. Jadi tidak ada reaktif dan positif. Karena ketika reaktif, kita langsung swab. Bahkan saking tidak percaya, mereka lakukan rapid test di tempat lain dan hasilnya negatif. Saya sempat was was, tapi ketika rapid ulang dan swab, Alhamdulillah semua non reaktif,” tuturnya.
Namun demikian, ia juga menemukan sekitar 20 orang PPDP yang menolak untuk di rapid test. Oleh karena itu, pihaknya secara tegas langsung mengganti 20 orang petugas tersebut. “Kita tegas, ada beberapa teman-teman PPDP tidak mau rapid test, jadi diganti. Ada sekitar 20 orang, tersebar disemua kecamatan. Karena dalam syarat, harus rapid test. Ketika tidak siap, harus mundur dan diganti. Banyak alasan (menolak,red), takut dan lainnya. Kita tegas saja, karena mau sesuai aturan. Kita pastikan semua penyelenggara hingga adhoc, sehat,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post