SATELITNEWS.ID, KABUPATEN TANGERANG–Meski tergerus perkembangan zaman, beberapa masyarakat masih tetap berusaha melestarikan kerajinan anyaman bambu tradisional. Kondisi itu terlihat di Kampung Cadas, Desa Rancagong, Kecamatan Legok, Kamis (12/11). Desa Rancagong sendiri merupakan wilayah penghasil anyaman dari bambu, seperti untuk alat rumah tangga.
Salah satu pengarajin anyaman bambu, Aryadi (36) mengungkapkan, ilmu bisa membuat anyaman bambu ini didapatnya secara turun temurun. Menurutnya, Desa Rancagong sudah dikenal sejak lama bahwa Kecamatan Legok adalah sentra penghasil anyaman bambu. Kata dia, para pengrajin mengaku sudah saking lamanya, sehingga tidak tahu tepatnya kapan kerajinan anyaman bambu ini berdiri.
“Kalau sudah lama, pasti sudah lama, soalnya kita buat anyaman seperti ini secara turun temurun warisan keluarga. Kita tinggal ngelanjutin aja. Sekarang mah, tapi udah sedikit yang ngelanjutin bikin anyaman kayak gini. Apalagi udah zaman kayak gini,” ujar Aryadi saat ditemui di kediamannya, (12/11).
Menurutnya, di daerah Legok sendiri ada beberapa desa juga yang menghasilkan anyaman bambu. Salah satunya ada Kampung Legok Bakul, yang letaknya hanya beberapa meter saja dari Kampung Cadas. Kata dia, dinamai Kampung Legok Bakul, karena di daerah ini menghasilkan anyaman alat rumah tangga yaitu bakul. Sedangkan Kampung Cadas penghasil anyaman tampah.
Harga yang dijual kata Aryadi, juga relatif terjangkau yaitu seharga Rp10 ribu. Anyaman bambu ini juga tidak langsung dijual, melainkan dikumpulkan oleh pengepul kerajinan tangan untuk didistribusikan ke pasar-pasar. Warga sekitar juga tidak hanya membuat kerajinan anyaman bambu ini, melainkan juga bercocok tanam karena daerah tersebut masih di kelilingi area persawahan.
“Dulu sebelum ada pengepul, saya sendiri langsung jual ke pasar-pasar kayak ke pasar Curug ke Parung juga. Sekarang karena udah ada pengepulnya, kita kasih ke pengepul biar dia yang distribusiin ke pasar-pasar,” pungkasnya. (mg1/aditya)
Diskusi tentang ini post