SATELITNEWS.ID, SERANG—Sekitar 1.000 hektar lahan diwilayah Banten Selatan disiapkan untuk pengembangan usaha pertanian pisang dan durian. Demikian diungkapkan Kepala Dinas Pertanian (Distan) Banten Agus M Tauchid usai menyampaikan paparan pada forum Organisasi Perangkat Daerah (OPD) Dinas Pertanian Provinsi Banten, di Kawasan Sistem Pertanian Terpadu (Sitandu), Kamis (5/3).
“Kami sekarang akan segera menyiapkan pengembangan durian dan pisang pada skala 1.000 hektar, direncanakan di Pandeglang Selatan,” katanya.
Ia menjelaskan, pengembangan tanaman pisang tersebut dalam upaya memenuhi kebutuhan atau permintaan industri sale di daerah wisata Sawarna yang permintaannya cukup tinggi.
“Industri rumahan sale di Sawarna itu produksinya 5 ton per bulan dan kebutuhan pisangnya sekitar 50 ton per bulan. Bagaimana untuk memenuhi kebutuhan itu, makanya kita akan fokus pada pengembangan skala usaha ekonomi pertanian,” ungkapnya.
Menurutnya, pada 2021 mendatang pihaknya akan fokus pada beberapa komoditas unggulan seperti durian pada skala usaha ekonominya, pisang, manggis, kopi dan beberapa komoditas dengan skala usahanya.
“Kami juga akan mengembangkan tanaman jengkol yang akan dikembangkan secara bisnis to bisnis. Kemudian kopi akan dikembangkan oleh rakyat tetapi melalui dukungan pemerintah daerah. Pertanian di Banten tetap konsen pada daerah Kabupaten Serang, Lebak dan Kabupaten Pandeglang,” terangnya.
Oleh karena itu, forum OPD Dinas Pertanian merupakan agenda rutin untuk proses perencanaan dan kelanjutan dari forum konsultasi publik.
“Pada 2021 nanti kami akan fokus pada beberapa komoditas yang mampu punya nilai tambah, nilai tambah yang tinggi terhadap pendapatan petani Banten. Salah satunya tentunya kami ingin mulai mengembangkan skala-skala usaha ekonomi yang sangat dibutuhkan oleh pasar,” harapnya.
Agus mencontohkan pengembangan komoditas kopi, durian, pisang dan lainnya pada skala usaha ekonomi pertanian yang akan mampu membawa nilai tambah yang cukup tinggi bagi pendapatan petani Banten.
“Kami memberikan ilustrasi bagaimana produksi sale di Sawarna Lebak itu perbulan 5 ton, kebutuhan pisangnya 50 ton. Sama juga yang lain bagaimana produksi manggis, durian dan sebagainya. Kami ingin tata secara baik kepada skala usaha ekonomi yang sangat menguntungkan bagi petani Banten,” papar Agus.
Selain itu, kata dia, perlu juga peningkatan infrastruktur pertanian seperti peningkatan jalan usaha tani di beberapa kecamatan yang dianggap masih sangat ketinggalan seperti di Kecamatan Warasalam Lebak dan Cikeusik Pandeglang.
“Melalui pembangunan jalan usaha tani dan juga peningkatan sistem perpipaan irigasi, semua akses akses infrastruktur ini akan menembus pada daerah sentra produksi. Ini bagian dari upaya kami mewujudkan visi dan misi gubernur dan wakil gubernur serta RPJMD Banten,” katanya.
Sementara itu narasumber dari Kementerian Pertanian, Kasubag Kebijakan Biro Perencanaan Kementerian Pertanian Tri Wahyu Cahyono mengatakan, diantara beberapa program utama Kementerian Pertanian dan target jangka menengah mulai 2020-2024 yakni bagiamana penguatan SDM pertanian yakni penyuluh dan petani melalui pendidikan dan pelatihan vokasi serta pengembangan Kostratani.
“Kemudian fasilitasi pembiayaan, infrastruktur dan alsintan. Kementerian Pertanian akan berupaya memberikan kemudahan bagi petani untuk mengakses Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan target Rp50 triliun per tahun se Indonesia,” pungkasnya. (rus/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post