SATELITNEWS.ID, TANGSEL—Penyebaran virus Covid-19, membuat pengusaha hotel dan restoran di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) babak belur. Tak tanggung-tanggung, hingga Maret ini kerugian mencapai 90 persen. Hal itu diungkapkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Tangerang Selatan (PHRI Tangsel) Gusri Effendi.
“Ya, usaha hotel dan restoran itu down, turun hingga 85 sampai 90 persen,” ungkap Gusri saat dihubungi melalui sambungan telepon.
Menurutnya, penurunan atau kerugian itu telah dirasakan sejak virus tersebut mulai menggegerkan Indonesia sejak sebulan lalu.
“Sebetulnya dampak itu sudah terjadi dari Bulan Februari. Itu sudah ada gejala dengan turun sebesar 35 persen. Kemudian terus bertambah sekarang menjadi 85-90 persen,” tuturnya.
Menurutnya, jika bicara normal saja, perputaran uang dalam dua usaha tersebut dapat mencapai Rp3,7 triliun. Maka jika dikalikan, kerugian yang saat ini terjadi telah mencapai sekitar Rp3,3 triliun.
Dengan kata lain, selama Covid-19 ini menyebar, para pengusaha hotel dan restoran hanya bisa mendapatkan 10 persennya, hanya sekitar Rp300 miliar.
“Sementara, misal 20-25 persen dari Rp3,7 triliun itu biasanya untuk upah karyawan. Kemudian, pajak hotel dan restoran itu mencapai Rp 300 miliar. Jadi Rp3,7 triliun dikali 90 persen, itulah kerugiannya,” paparnya.
Atas kondisi ini, kata Gusri, maka tak heran bahwa mulai banyak pekerja yang dirumahkan.
“Seperti ada tenaga lepas, tenaga tetap itu mulai juru masak atau koki-koki. Itu sekitar 20 sampai 40 persen pekerja. Dan mereka diberhentikan secara bergilir,” sambungnya.
Maka saat ini, kata Gusri, sudah terdapat beberapa rumah makan di Tangsel yang sudah mulai collapse atau bangkrut.
Lanjutnya, atas kondisi tersebut, koordinasi terhadap pemerintah pun ia lakukan. Untuk sementara ini, pihaknya merasa terbantu dengan kebijakan Wali Kota Tangsel.
“Kemarin ada kebijakan Wali Kota, untuk melakukan percepatan pembayaran bagi OPD yang melaksanakan kegiatan di hotel-hotel dan restoran. Nah itu kebijakan bagus dari Wali Kota. Itu bagus bisa menambah cash flow hotel dan restoran,” terangnya.
Sementara itu, lanjut Gusri, usaha lain pun terus dilakukannya. Saat ini, ia terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata.
“Harapan lain, jadi pemerintah harus melakukan mitigasi terhadap tanggap bencana ini. Sehingga penyebarannya bisa diselesaikan. Selain itu, kesadaran masyarakat juga diperlukan. Karena dalam menyelesaikan ini, harus diperjuangkan oleh seluruh pihak,” singkatnya. (irm/bnn)
Diskusi tentang ini post