SATELITNEWS.ID, SERANG–Sebanyak 53,5 ton rumput laut jenis Eucheuma Spinosum asal Kecamatan Tirtayasa, Kabupaten Serang, diekspor ke Vietnam, Sabtu (25/4) lalu. Ekspor perdana rumput laut jenis baru tersebut, dilepas oleh Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP) Edhy Prabowo, di Desa Laban, Kecamatan Tirtayasa.
Hadir dalam pelepasan itu, Wakil Bupati (Wabup) Serang Pandji Tirtayasa, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Serang Suhardjo, DKP Provinsi Banten, BKIPM Merak dan Direktur CV. Delton Jajuli Reva.
Menteri Kelautan dan Perikanan (KKP), Edhy Prabowo mengatakan, berdasarkan data dari Dirjen Budidaya dan Dirjen Penguatan Daya Saing, Negara Vietnam membutuhkan rumput laut 3.000 ton per bulan. Dari wilayah Kabupaten Serang saat ini, baru ada 53,5 ton.
“Itu artinya, kebutuhannya masih banyak,” kata Edhy, melalui rilis yang diterima wartawan Satelit News, kemarin.
Oleh karena itu tambahnya, semua stakeholder harus sama-sama mengedukasi dan mendukung para petani rumput laut, agar lebih semangat dengan hasil petani bisa lebih banyak lagi. “Terima kasih kepada pelaku usaha rumput laut, terutama kepada petani rumput laut. Maka dengan membaca Bismillah, ekspor perdana rumput laut jenis spinosum CV. Delton, saya nyatakan resmi dibuka,” ujarnya.
Wakil Bupati (Wabup) Serang Pandji Tirtayasa mengatakan, pihaknya akan mendorong masyarakat agar terus menanam rumput laut jenis Spinosum. Jika perlu, pemkab Serang akan membantu permodalan bagi para petani rumput laut tersebut.
“Kita akan dorong masyarakat, menanam spinosum. Kalau perlu, kami bantu permodalannya,” tandas Pandji.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP) Kabupaten Serang, Suhardjo mengatakan, rumput laut yang diekspor ke Vietnam tersebut berasal dari Lontar. Kualitas rumput laut yang dilepas ini diakuinya, sangat baik atau memenuhi kualitas ekspor.
Eucheuma Spinosum, jenis rumput laut baru bukan berupa cottoni seperti yang banyak dibudidayakan di Kabupaten Serang. “Jenis baru, jadi produksinya masih sedikit. Kebutuhannya disana (Vietnam) 3.000 ton per bulan. Di Indonesia, baru 300 ton diantaranya dari kita,” ujarnya.
Ditambahkannya, alasan dilepasnya rumput laut ke Vietnam, karena saat ini impor ke beberapa negara lain seperti Jepang dan China masih tutup, akibat lockdown pandemi Covid-19. “Kalau Vietnam, sudah buka. Makanya kita ke sana. Ekspor ini berkelanjutan, InsyaAllah. Ini kita perdana,” tuturnya.
Melihat peluang yang terbuka sangat besar, ia berjanji akan mengembangkan secara besar-besaran rumput laut dan mengganti dari Cotoni menjadi Spinosum. Soal keunggulan, rumput laut jenis Spinosum tersebut sebenarnya tidak berbeda jauh dengan Cotoni, hanya saja bentuknya sedikit lebih kecil dibandingkan Cotoni.
Namun Vietnam meminta jenis Spinosum yang dikirim, nantinya rumput laut tersebut akan digunakan sebagai bahan baku pabrik makanan olahan.
Untuk potensi rumput laut di Kabupaten Serang ujarnya lagi, ada sekitar 4 ribu hektar lahan di sepanjang pantai Lontar. Di wilayah tersebut sudah ada 416 orang masyarakat, yang mengembangkan budidaya rumput laut dan tergabung dalam 40 kelompok.
“Ini peluang besar, dikala kita pandemi Corona, masih bisa ekspor. Mudah-mudahan ini jalan terbaik, untuk perkembangan ekonomi di Lontar,” imbuhnya. (sidik/mardiana)
Diskusi tentang ini post