SATELITNEWS.COM, JAKARTA—Memasuki paruh akhir periode kedua masa jabatan, tingkat kepuasan publik terhadap Presiden Jokowi terjaga tetap stabil dan tinggi. Temuan survei NEW INDONESIA Research & Consulting menunjukkan sebanyak 77,1 persen yang merasa puas dipimpin Jokowi.
Angka tersebut bergerak naik tipis sejak survei sebelumnya pada bulan Oktober 2022 (75,5 persen) dan Januari 2023 (76,4 persen). Di antara yang menyatakan puas, sebanyak 8,3 persen bahkan merasa sangat puas.
“Tingkat kepuasan pulik terhadap Jokowi stabil dan tinggi, kini mencapai 77,1 persen,” ungkap Direktur Eksekutif NEW INDONESIA Research & Consulting Andreas Nuryono dalam siaran pers di Jakarta, pada Rabu (29/03/2023).
Menurut Andreas, tingginya tingkat kepuasan menunjukkan optimisme publik terhadap kepemimpinan Presiden Jokowi dalam dua periode ini. Jokowi dinilai berhasil memimpin Indonesia di tengah guncangan akibat pandemi Covid-19 dan gejolak geopolitik dunia.
Setelah tiga tahun bergulat dengan pandemi, pemerintah telah mencabut berbagai kebijakan pembatasan sosial. Dalam refleksi pada masa awal pandemi, Jokowi mengungkapkan rasa syukur karena keputusan pemerintah untuk tidak melakukan lockdown.
Kebijakan pemerintah untuk menjaga keseimbangan antara upaya menekan laju penyebaran Covid-19 dengan perekonomian membuat masyarakat tetap bisa beraktivitas, meskipun tetap dilakukan sejumlah pembatasan sosial.
Baru-baru ini pemerintah memberikan penghargaan terhadap semua pihak yang membantu dalam upaya penanganan Covid-19. “Di tengah pro dan kontra, publik tetap memberikan dukungan terhadap langkah-langkah pemerintah mengendalikan Covid-19,” tandas Andreas.
Demikian pula dengan pergolakan dunia yang terutama dipicu oleh invasi Rusia atas Ukraina. Dampaknya dirasakan seluruh dunia, dengan lonjakan harga pangan dan energi, memicu kelangkaan barang dan ketidakstabilan harga termasuk di Indonesia.
“Kita pernah mengalami krisis minyak goreng serta naiknya harga BBM bersubsidi,” Andreas menjelaskan. Jokowi terlibat langsung dalam upaya menekan dampak perang dengan menemui pemimpin Rusia dan Ukraina, serta mempertemukannya dalam forum KTT G-20.
Keberhasilan pemerintah menangani dampak pandemi dan invasi tidak lepas dari fondasi yang dibangun dalam periode pertama Jokowi menjabat. “Pembangunan infrastruktur yang sangat masif mencegah terjadinya ledakan sosial akibat krisis,” tegas Andreas.
Tuntasnya pembangunan jalan tol TransJawa dan infrastruktur pertanian seperti bendungan, embung, dan saluran irigasi membuat sektor pertanian tetap resiliens dan arus logistik berjalan relatif lancar, di tengah ancaman krisis.
Pemerintah juga tetap memberikan bantuan sosial bagi masyarakat yang terdampak maupun berbagai subsidi. “Bantalan sosial dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT) dan subsidi lainnya sangat terasa manfaatnya, terutama oleh lapisan masyarakat bawah,” lanjut Andreas.
Meskipun demikian, masih ada ketidakpuasan publik yang mencapai 18,6 persen, di antaranya 1,3 persen merasa tidak puas sama sekali. “Distribusi bansos yang tidak merata hingga gejolak harga memicu ketidakpuasan publik,” jelas Andreas.
Di sisi lain pemerintah juga tegas mengatasi sejumlah masalah yang berpotensi menggerus kepuasan publik, seperti penanganan kasus Sambo dan tragedi Kanjuruhan, hingga skandal pejabat yang hidup bermewah-mewahan di tengah kesulitan masyarakat.
“Pada akhir masa jabatannya, Jokowi dituntut untuk tetap bersikap konsisten melayani dan menyejahterakan masyarakat,” pungkas Andreas. Tercatat masih ada sebanyak 4,3 persen publik yang menyatakan tidak tahu/tidak jawab.
Survei NEW INDONESIA Research & Consulting dilakukan pada 15-22 Maret 2023 terhadap 1200 orang mewakili seluruh provinsi. Metode survei adalah multistage random sampling, dengan margin of error ±2,89 persen dan pada tingkat kepercayaan 95 persen.(rm)
Diskusi tentang ini post