SATELITNEWS.COM, CURUG – Loka Pengawasan Obat dan Makanan (POM) Kabupaten Tangeranng menemukan mie kuning yang mengandung formalin dan dodol berbahan rhodamin B di Pasar Tradisional Curug, Kecamatan Curug.
Kepala Loka Pengawasan Obat dan Makanan Kabupaten Tangerang, Sony Mughofir mengatakan, pihaknya melakukan kegiatan pemeriksaan bersama Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tangerang di Pasar Tradisional Curug. Hasilnya, terdapat satu produk mie kuning yang mengandung formalin dan dodol yang mengandung pewarna rhodamin B.
Menurut Sony, mie dan dodol itu sangat berhaya bagi kesehatan masyarakat apabila dikonsumsi. “Kita ada satu kali kegiatan bersama Dinkes, kita periksa 6 sarana. Hasilnya mie kuning mengandung formalin dan dodol mengandung pewarna rhodamin B,” kata Sony kepada Satelit News, Rabu (29/3).
Selain mendapatkan makanan yang mengandung bahan berbahaya, pihaknya juga mendapati dua item produk sebanyak 23 buah makanan yang tidak memiliki izin edar alias ilegal.
“Kesemuanya sudah kami sita, dibawa oleh petugas. Rencananya dilakukan pemusnahan,” tegasnya.
Sony juga mengaku, telah melakukan uji sampel dari 40 jenis takjil di wilayah Kecamatan Curug. Namun dari hasil pemeriksaan uji rapid test tersebut, pihaknya tidak mendapati takjil yang mengandung bahan-bahan berbahaya, seperti formalin, boraks, rhodamin B, dan mythanil yellow.
“Dari empat jenis takjil telah dilakukan uji sampel juga. Alhamdulillah hasilnya baik-baik saja, tidak ada makanan yang mengandung bahan berbahaya,” katanya.
Sony mengimbau kepada masyarakat untuk selalu berhati-hati dalam membeli atau memilih makanan. Apalagi saat ini telah memasuki Bulan Suci Ramadhan, dimana penjual makanan bertambah banyak. Maka dari itu, masyarakat harus jeli dan teliti dalam membeli sebuah makanan.
“Masyarakat harus teliti, jangan asal beli. Lihat dulu kualitas makanannya,” katanya.
Sementara itu, salah satu petugas Loka POM Kabupaten Tangerang, Wulan menambahkan, selama Bulan Suci Ramadhan 1444 H/2023 M ini Loka POM, akan terus gencar melakukan uji sampel melakukan pengawasan di setiap pasar serta pusat luliner lainnya.
“Kita pantau terus dan lakukan uji sampel. Sehingga masyarakat terjaga dari makanan yang berbahaya,” katanya. (alfian/aditya)
Diskusi tentang ini post