SATELITNEWS.COM, SERANG–Sejak Januari hingga Juni 2023, di Kabupaten Serang terdapat empat kasus laporan adanya warga tergigit hewan yang terkategori rabies. Namun setelah dilakukan observasi, hanya gigitan biasa. Karena, hewan tersebut negatif rabies. Sehingga, tidak ada kasus masyarakat terkena rabies, terlebih sampai meninggal dunia.
Medik Veteriner Muda Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Serang, Hindarti mengatakan, ada beberapa hewan yang masuk kategori Hewan Penular Rabies (HPR) yaitu, anjing, kucing dan monyet.
Ketiga hewan ini, berpotensi menularkan virus rabies pada manusia, yang nantinya virus tersebut akan menyebarkan dan menimbulkan kejang-kejang hingga meninggal dunia.
“Kabupaten Serang nol kasus manusia terkena rabies, hanya kasus terkena gigitan saja, saat kita observasi ternyata itu hanya gigitan biasa dari anjing yang ternyata negatif rabies. Penyakit ini sangat berbahaya, kalau sudah menular ke manusia itu tidak ada obatnya dan sangat mematikan hingga meninggal dunia,” kata Hindarti, Minggu (25/6/2023).
Hindarti mengatakan, ada beberapa pencegahan yang harus dilakukan setelah tergigit hewan berpotensi rabies tersebut. Yaitu, bekas gigitan segera cuci menggunakan sabun dialir mengalir sampai 15 menit, sembari keluarkan darah pada gigitan tersebut.
Tujuannya, untuk mengurangi jumlah virus yang masuk ke dalam tubuh. Kemudian, langsung dikeringkan dan beri obat merah seperti betadine, dan baru ke puskesmas untuk pemeriksaan lebih lanjut. Kebanyakan Yang tidak tertolong itu, karena penanganan setelah digigit itu tidak tepat, sehingga menjadi konsen masyarakat untuk waspada.
“Jadi, jangan langsung bawa ke puskesmas, nantinya air liur yang mengandung virus itu keburu masuk jauh ke dalam tubuh. Kalau ada kasus gigitan segera dilaporkan, agar kita bisa langsung merespon hewannya. Hewan itu jangan dibunuh, melainkan diikat saja lalu beri makan dan minum selama 14 hari. Jika dalam 14 hari, masih hidup berarti negatif rabies, kalau mati kepalanya akan kita ambil dan kirim ke laboratorium untuk mendiagnosa apakah rabies atau bukan,” paparnya.
Ditambahkannya, pihaknya melakukan beberapa upaya penanganan pencegahan seperti melakukan vaksinasi terhadap hewan serta melaksanakan Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat.
Upaya tersebut, yang saat ini sedang digalakkan oleh pihaknya agar masyarakat mengetahui bagaimana melakukan penolongan pertama pada gigitan hewan.
“Vaksin itu kita dapat dari Pemprov Banten, tapi untuk sekarang belum dapat, nanti kalau sudah ada baru kita aplikasikan. Untuk sementara ini, kita terus lakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, supaya tetap waspada terhadap rabies ini,” ujarnya. (sidik)
Diskusi tentang ini post