SATELITNEWS.COM, SERANG–Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) Tahun 2022 Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mencatat, angka stunting di Provinsi Banten turun sebesar 4,5 persen. Dimana, data semula 24,5 persen menjadi 20 persen pada tahun 2021, masih di bawah rata-rata nasional sebesar 21,6 persen.
Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengklaim, hal itu merupakan hasil kerja keras dan gotong royong yang dilakukan semua stackholder dan Forkopimda Provinsi Banten yang selama ini dilakukan. Dikatakan Al, semua OPD di lingkan Pemprov Banten terfokus dalam melakukan pencegahan dan penanganan stunting dengan peran dan tugasnya masing-masing.
“Kita menerapkan pendekatan tematik komperhensif integral baik dalam penanganan stunting dan gizi buruk, kemiskinan ekstreem, pengendalian inflasi hingga pemenuhan pelayanan wajib atau dasar,” kata Al Muktabar, Rabu (25/1/2023).
Dengan pendekatan itu, Al meyakini upaya percepatan penurunan angka stunting di Provinsi Banten bisa dilakukan secara komperhensif dari hulu sampai hilir. Sehingga apa yang dicita-citakan oleh bapak Presiden untuk mewujudkan generasi Indonesia Emas tahun 2040 itu bisa tercapai.
Saat ini, lanjut Al Muktabar, pihaknya bersama tim PKK Provinsi sedang merumuskan program bapak dan ibu asuh terhadap anak atau keluarga yang berpotensi stunting. Dengan program ini, setiap OPD, dimana banyak ASN bekerja di situ, akan menjadi bapak dan ibu asuh dari satu titik wilayah sasaran.
“Mereka nanti bertanggungjawab melakukan pembinaan dan lebih focus lagi terhadap pemenuhan gizi bagi ibu hamil dan Balita, termasuk juga kepada calon pengantin,” ujarnya.
Selain kepada OPD, program itu juga akan diterapkan kepada pihak swasta dan juga BUMD yang ada, dengan harapan melalui gerakan gotong royong ini berbagai persoalan di atas akan cepat terselesaikan.
“Sebenarnya sudah mulai berjalan program itu, hanya tinggal mengembangkan saja. Nanti akan kita fokuskan,” ucapnya.
Kemudian, Pemprov juga akan bekerjasama dengan Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Provinsi Banten yang jumlahnya mencapai ribuan. Dalam menangani stunting, IBI akan bekerja sesuai dengan tugas dan fungsinya.
“Semua potensi yang bisa digerakkan, akan kita dorong untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan ini,” imbuhnya.
Terpisah, Sekretaris Jendral Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ade Jubaidah mengungkapkan, kolaborasi itu merupakan kunci kesuksesan dalam menjalankan sebuah program. Maka dari itu pihaknya sangat mendukung gerakan yang dilakukan baik oleh Pemda maupun pemerintah pusat.
“Dalam rangka penurunkan angka kematian ibu dan anak termasuk stunting, kita membutuhkan kolaborasi antara Pemda dengan organisasi profesi, dan paling utama kami mendukung penuh kegiatan dalam penanganan stunting,” ucapnya. (mg2)
Diskusi tentang ini post