SATELITNEWS.COM, SERANG–Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi Banten, sabet penghargaan ketiga nasional dalam program penanganan Tuberculosis (TBC) tahun 2022, dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI.
Penghargaan langsung diberikan oleh Dirjen P2P Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonowu dan Direktur P2PM Kemenkes Imran Pambudi dalam acara Monitoring dan Evaluasi Program HIV PIMS, Tuberkulosis, dan Malaria Tahun 2023 di The Sultan Hotel, Jakarta Pusat, Selasa (31/1/2023) lalu. Provinsi Banten merain peringkat ketiga dibawah Provinsi Jawa Barat dan Gorontalo yang menempati posisi terbaik pertama dan kedua.
Kepala Dinkes Provinsi Banten Ati Pramudji Hastuti saat dikonfirmasi, Kamis (2/2) mengatakan, ada banyak hal yang sudah dilakukan oleh Pemprov dalam melakukan penanganan TBC itu, termasuk kita mengoptimalkan sebanyak 304 akses layanan Kesehatan dari mulai Puskesmas, RS sampai seluruh klinik swasta yang ada di Banten.
“Ini kerjasama, kita gandeng semua agar cepat menemukan kasus. Dengan tata cara pengobatan yang sudah sesuai standar. Biar dimanapun dia berobatnya, begitu tercatat terlaporkan, dan pengobatannya sesuai standar yang sama,” kata Ati, Kamis (2/2/2023).
Selain itu, lanjut Ati, pihaknya juga saat ini sudah memberikan satu pengobatan yang terbaru yaitu pengobatan pencegahan. Jadi bagi keluarga yang mempunyai satu anggotanya menderita TBC dan kebetulan di rumahnya ada orang-orang yang rawan seperti anak kecil, orang yang imunitasnya rendah seperti HIV.
“Untuk dia jangan sampai tertular dikasih obat pencegahan meskipun belum TBC,” tambahnya.
Ati menargetkan eliminasi TBC Tahun 2030 melalui tahapan suluh, temukan, dan pengobatan sampai tuntas. Rapat koordinasi bertujuan bagaimana membentuk dan menghidupkan tim tingkat Provinsi Banten. “Setiap Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang berperan harus menjalankan sesuai dengan perannya sehingga ini bisa berjalan secara komprehensif,” ucapnya.
Ati memastikan, TBC menjadi salah satu prioritas penanganan di Provinsi Banten. Saat ini jumlah penderita di Provinsi Banten diperkirakan mencapai 33 ribu orang dan hingga akhir Oktober 2022, Pemprov Banten sudah berhasil melakukan pendataan terhadap 28 ribu orang penderita.
“Jadi masih sekitar 5 ribu yang kita harapkan dengan tiga bulan ke depan kita harus mampu mencapai 100% penemuan kasus,” ucapnya.
Sementara, Pj Gubernur Banten Al Muktabar menambahkan, semua capaian ini merupakan kerja bersama dari berbagai stekholder yang terlibat secara langsung. Tentu pemerintah daerah adalah leadingnya berjenjang sampai ke tingkat puskesmas dari provinsi kabupaten dan kota sampai ke tingkat Puskesmas.
“Termasuk di dalamnya partisipasi publik yang begitu tinggi serta kesadaran masyarakat untuk mengikuti berbagai arahan yang kami berikan kaitannya dengan upaya kuratif (pengobatan) maupun preventif (pencegahan),” ucapnya. (mg2)
Diskusi tentang ini post