SATELITNEWS.COM, TANGERANG—Para peternak sapi asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB) mulai berdatangan ke Kota Tangerang. Kedatangan mereka untuk menjual puluhan ekor sapi miliknya guna dijadikan hewan kurban Idul Adha 2023.
Suwito (40) salah satu peternak sapi asal Bima mengaku setiap tahun dirinya datang ke kota berjuluk kota seribu industri sejuta jasa ini untuk menjual sapi hasil ternaknya. Lokasi berjualan yang berada di Jalan Taman Makam Pahlawan, Sukasari, Kecamatan Tangerang, Kota Tangerang itu terlihat sudah dipenuhi oleh hewan miliknya. Suwito tidak sendiri, di lapak tersebut juga diisi oleh peternak lain yang sama-sama berasal dari satu wilayah dengannya.
“Ini sudah rutin setiap tahunnya, sudah puluhan tahun kita begini terus. Dari Bima, setiap tahun kita datang setiap bulan lebaran. Kalo per orang 10 sampai 20 ekor disini tergantung. Saya bawa 10,” ujarnya di lokasi, Rabu (7/6/2023).
Suwito menjelaskan, sapi asal daerahnya diburu oleh pembeli setiap tahunnya. Harga dan kondisi fisik menjadi alasan hewan dagangannya menjadi pilihan. Kata dia, wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) pada sapi tidak berdampak pada hewan miliknya.
“Kalau masalah itu kita dari kampung itu sudah antisipasi masuk dokter hewan, karantina, pokoknya sudah ada persiapan kalau untuk penyakit. Sebelum kesini juga kita periksa, kesehatan diperhatikan,” jelasnya. “Sapi -sapi kami lebih dicari dari pada sapi Jawa. Kita biasanya pakai alami sapi-sapi kita, dari kunyit dan gula merah sebagai jamunya,” sambungnya.
Untuk kisaran harga, dirinya menjual mulai dari Rp 15 juta sampai Rp 33 juta. Harga tersebut tergantung dengan fisik sapi dan ukurannya. “Tergantung dari fisik, ada yang 15 juta kurang lebih 200 Kg lah. Alhamdulillah disini sudah laku 20 lebih, di sini 76 secara keseluruhan dari petani yang berbeda. Setiap tahun meningkat,” katanya.
Hal serupa dikatakan Warman.Sapi yang dilepasliarkan di hamparan rumput membuat kondisi sapi tidak gampang stres dan terjauh dari wabah penyakit. “Kalau yang dari Bima ini bulunya halus. Di kampung itu kita buru berminggu- minggu, soalnya dia itu tidak butuh tempat, cari makan di alam. Makannya alami, jadi sapi sehat. Menjelang Idul Adha 2-3 bulan kita tangkap setelah itu kita pelihara dulu biar jinak,” pungkasnya. (mg03)
Diskusi tentang ini post