SATELITNEWS.COM, JAKARTA – Besarnya jumlah pemilih milenial di Pemilu 2024 mendapat sorotan dari Direktur Eksekutif Trias Politik Strategis Agung Baskoro. Menurutnya, secara demografi jumlah milenial mencapai 25.87 persen dari keseluruhan demografi, atau 69.38 juta jiwa.
“Artinya secara politik, kelompok usia dalam rentang usia 27-43 tahun ini, menjadi ceruk pemilih mayoritas karena semuanya memiliki hak pilih,” kata Agung merujuk temuan sensus Badan Pusat Statistik (BPS) Tahun 2020 kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dengan jumlah yang cukup besar ini, kata dia, maka peserta Pemilu termasuk Capres-Cawapres harus pintar-pintar menawarkan program yang bisa merebut hati kelompok pemilih milenial ini. Misalnya, membuat program yang menjadi kebutuhan kelompok milenial saat ini.
“Misalnya isu perumahan, lapangan kerja, pendidikan anak dan kesehatan keluarga hingga terkait pelayanan publik. Program ini yang harus ditawarkan Capres pada pemilih milenial ini,” ujar Agung.
Selain itu, model kampanye jiga harus kreatif dan inovatif. Menimbang generasi milenial saat ini telah terpapar limpahan informasi dan teknologi. “Berarti, mau tak mau, partai atau kandidat mesti memiliki nilai tambah agar berikutnya bisa dipilih dalam kotak suara,” jelas dia.
Apa tanggapan parpol? Politisi Gerindra, Dahnil Anzar Simanjuntak sesumbar, gaya kampanye dan program yang dibawa Prabowo Subianto sangat nge-klop dengan generasi milenial. Hal ini bisa dilihat dari tren elektoral Prabowo di kalangan milenial dan generasi Z yang cukup baik.
“Beliau selalu ada diurutan pertama di kalangan pemilih milenial,” tutur Dahnil.
Jubir Kementerian Pertahanan ini mengklaim, selama ini Prabowo dianggap Capres yang orisinil. Selain itu, kata dia, Menteri Pertahanan itu juga tidak berlebihan dalam pencitraan politik.
“Beliau dikenal pekerja yang loyal kepada pimpinan. Jadi kami yakin tren itu akan terus meningkat dan Pak Prabowo bisa menang Pilpres,” harap Dahnil.
PDI Perjuangan (PDIP) tidak mau kalah dengan Gerindra. Politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno mengklaim, Ganjar Pranowo adalah Capres paling milenial. “Karena (Ganjar Pranowo) ini besar dalam lingkungan aktivis yang bebas dan egaliter,” beber Hendrawan saat dihubungi Rakyat Merdeka, kemarin.
Sedangkan PKS menyebut telah menyiapkan Caleg-caleg milenial potensial untuk ikut kontestasi dan juga mengkampanyekan Anies Baswedan agar lebih populer. “PKS juga merekrut influencer dan YouTuber untuk memperkuat barisan anak muda,” pungkas Juru Bicara PKS Muhammad Iqbal, kemarin.
Sebelumnya, Komisioner KPU Betty Epsilon Idroos mengatakan, dari total keseluruhan DPT, pemilih generasi milenial mendominasi. Yakni sebesar 33,60 persen atau setara 66.822.389 pemilih. “Selanjutnya diikuti generasi X sebanyak 28,07 persen atau 57.486.482 orang,” lanjut Betty.
Sedangkan generasi Z menempati urutan ketiga dengan jumlah 46.800.161 pemilih atau 22,85 persen. Kemudian persentase pemilih diikuti dengan generasi baby boomer sebanyak 28.127.340 atau 13,73 persen. “Sedangkan pre-boomer sebanyak 3.570.850 orang atau 1,74 persen,” rincinya.
Adapun dari segi usia, sebesar 98.448.775 atau 48,07 persen, merupakan pemilih berusia 40 tahun lebih. Sedangkan usia 17-30 tahun, sebanyak 63.953.031 pemilih. Sementara pemilih di usia 31-40 tahun, mencapai 42.398.719 orang. Untuk usia di bawah 17 tahun tapi sudah memenuhi syarat sebagai pemilih, jumlahnya sebesar 6.697 orang. (rm)
Diskusi tentang ini post