SATELITNEWS.ID, SERANG—Wabah virus Corona berimbas kepada pelaku usaha kecil menengah di Banten. Diantaranya rumah makan atau warung tegal (Warteg) dan pedagang mie bakso. Sudah hampir satu bulan ini harga salah satu kebutuhan mendasar masakan, bawang putih, naik dua kali lipat dari Rp25 ribu sampai Rp30 ribu, menjadi Rp70 ribu per kilogramnya.
“Harga bawang putih naik. Naiknya banyak, lebih dari dua kali lipat. Dari Rp25 ribu jadi Rp70 ribu an,” kata salah satu pedagang mie bakso di Kota Serang, Rasim, Kamis (13/2).
Ia mengaku tidak mengetahui penyebab kenaikan bawang putih tersebut. Namun yang jelas imbasnya kepada keuntungannya semakin sedikit.
“Saya jual mie bakso, nggak berani kalau menaikan harga kepada pelanggan. Jadi paling ukuran baksonya yang saya agak perkecil sedikit. Karena sudah satu bulan ini semua bumbu dapur naik. Bukan hanya bawang putih, tapi juga bawang merah dan cabai rawit,” ujarnya.
Senada diungkapkan oleh pedagang warteg, Rukmini. Menurut dia, semua kebutuhan bumbu masakan naik dua kali lipat. Ia terpaksa menaikkan harga semua menu makanan sampai Rp2 ribu.
“Harganya saya naikin. Tapi rata-rata hanya seribu. Ada juga beberapa menu naiknya Rp2 ribu,” ujarnya.
Diketahui, wabah pneumonia berat akibat Novel Coronavirus (nCoV) atau sekarang dinamai Covid-19 mulai merebak mulai 31 Desember 2019 lalu. Dampak yang ditimbulkan cukup mematikan karena bisa menyebabkan kematian. Tiongkok disinyalir menjadi negara pertama yang terjangkit virus tersebut dan akhirnya menyebar.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Banten Babar Suharso mengatakan, berdasarkan pantauannya harga komoditas bawang putih di pasaran masih jauh lebih tinggi dari harga normal. Harga yang harus ditebus untuk satu kilogram bawang putih berkisar Rp65 ribu sampai Rp70 ribu.
“Kalau rata-rata di Rp65 ribu per kilogram. Jadi itu kan rata-rata, ada yang jual hampir Rp70 ribu. Kalau enggak ada apa-apa sih biasanya di Rp24 ribu sampai Rp25 ribu per kilogram,” katanya.
Ia menjelaskan, meroketnya harga bawang putih terjadi sejak merebaknya kasus virus corona. Pedagang di tingkat pengecer beranggapan stok akan menipis karena sebagian disuplai dari skema impor dari Tiongkok. Padahal, untuk saat ini stok bawang putih masih sangat cukup hasil impor dari tahun lalu.
“Cuma anggapan penjual yang berkembang di kalangan para pengecer itu kiriman barang dari China (Tiongkok-red) terhambat. Sehingga suplai kurang padahal nggak, normal. Jadi ada harga psikologis kalau menurut saya,” katanya.
Untuk prediksi harga, Babar meyakini akan kembali normal dalam waktu dekat ini. Sebab, keran impor dari Tiongkok sudah kembali dibuka. “Impor ini sudah diizinkan, nanti sebentar lagi juga beres (harga kembali normal,red), InsyAllah,” ungkapnya.
Disinggung soal harga komoditas lainnya, diakuinya tak mengalami kenaikan harga. Adapun yang kini sedang dipantaunya adalah komoditas bawang merah yang kerap kali tak stabil pada musim penghujan sepetri saat ini. Walau demikian, dia memastikan harga untuk bawnag merah saat ini masih stabil.
“Nggak ada yang lain mah, bawang putih saja. Kalau yang lain sudah turun, bawang merah, cabai. Cuma memang ke depan tetap harus tetap waspadai karena cuaca. Kalau sekarang sudah normal suplai (bawang merah), cuma takutnya hujan lalu gagal panen atau apa,” tuturnya.
Sementara itu, lima warga Banten yang menjalani karantina selama 14 hari di Pulau Natuna setelah pulang dari Tiongkok segera dipulangkan. Rencananya mereka akan dipulangkan ke kampung halaman, Sabtu (15/2).Kelimanya menjadi bagian dari 238 orang yang dikarantina di Natuna. Pada 15 Februari 2020 mendatang mereka direncanakan akan dipulangkan ke keluarga masing-masing.
Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, seluruh WNI yang dikarantina dalam keadaan sehat. Oleh karena itu, warga di sekitar tempat tinggal para WNI tidak perlu khawatir tertular virus corona.
“Sebanyak 238 WNI dari Wuhan Tiongkok yang diobservasi di Natuna semuanya dinyatakan sehat. Ini sesuai dengan prosedur kesehatan standar WHO terkait dengan virus Korona,” kata Hadi di Lanud Raden Sadjad, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (13/2).
Hadi pun mengapresiasi ratusan personel TNI-Polri dan unsur terkait yang tergabung dalam Satgas Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) Operasi Bantuan Kemanusiaan Natuna. Mereka dianggap memiliki peran penting selama proses observasi dilakukan.
Hadi menyampaikan, Kogasgabpad Operasi Bantuan Kemanusiaan ini hanya butuh waktu kurang dari 2 hari untuk mempersiapkan dan melaksanakan operasi kemanusiaan ini. Baginya, ini adalah kebanggaam tersendiri karena baru kali ini pemerintah Indonesia melaksanakan observasi sesuai dengan standar kesehatan dunia WHO.
“Fasilitas yang diperlukan mulai dari perlengkapan mengangkut dari Jakarta menuju Natuna yang jaraknya cukup jauh mempersiapkan segala sesuatunya membuat parameter menggelar pasukan untuk pengamanan wilayah observasi,” jelasnya.
Kepala Badan Nasiona Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Doni Monardo memastikan, warga negara Indonesia (WNI) dari Wuhan, Tiongkok yang telah menjalani observasi selama dua minggu di Natuna akan dipulangkan pada Sabtu (15/2). Namun, hal ini akan dikonsultasikan dengan Kementerian Kesehatan dan pihak organisasi kesehatan PBB yakni World Health Organization (WHO).
“Sesuai dengan alokasi waktu, selama 14 hari sejak diterima di Natuna, maka jatuh pada tanggal 15 Februari yang akan datang jam 12 siang. Namun kami tetap berkonsultasi dengan Kementerian Kesehatan dan juga berkoordinasi dengan pihak WHO,” kata Doni di kantor Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Jakarta, Kamis (13/2). Doni menyampaikan, WNI yang diobservasi di Natuna telah terdaftar terkait tujuan akhir mereka. Namun, untuk penjemputan mereka dilakukan di Lapangan Udara Halim Perdana Kusuma. (rus/bnn/gatot)
Diskusi tentang ini post