SATELITNEWS.ID, JAKARTA–Kapal selam KRI Nanggala-402 hilang kontak di perairan Bali. Saat ini TNI sedang mencari tahu untuk menemukan keberadaan kapal selam tersebut. Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan dirinya sudah mendapatkan laporan dari Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana TNI Yudo Margono terkait hilangnya KRI Nanggala-402 tersebut.
“Saya juga telah memerintahkan Panglima TNI, KSAL dan Basarnas bersama-sama instansi terkait lainnya untuk mengerahkan segala kekuatan dan upaya seoptimal mungkin melakukan upaya pencarian dan penyelamatan. Prioritas utama adalah keselamatan 53 awak kapal,” ujar Jokowi dalam keterangannya yang disiarkan di YouTube Sekretariat Presiden, Kamis (22/4).
Jokowi menambahkan, kepada keluarga awak kapal dirinya memahami betul perasaan. Terpenting saat ini pemerintah telah dan akan terus mengupayakan yang terbaik untuk penyelamatan seluruh awak.
“Mengupayakan dalam pencarian dan penyelamatan seluruh awak yang ada di dalam kapal selam tersebut,” katanya.
Jokowi mengajak seluruh masyarakat untuk mendoakan upaya pencarian dan penyelamatan ini dilancarkan. Sehingga KRI Nanggala-402 bersama dengan seluruh awak bisa ditemukan.
“Semoga berikan kemudahan untuk menemukan kembali KRI Nanggala-402, dan seluruh awaknya dalam keadaan selamat,” ungkapnya.
Diketahui, Dinas Penerangan Angkatan Laut (Dispenal) menyebut ada 53 personel kapal selam KRI Nanggala-402 yang hilang kontak di perairan utara Bali, Rabu (21/4), sekitar pukul 03.00 WIB.
KRI Nanggala-402 diduga tenggelam saat sedang gladi resik untuk latihan penembakan rudal. Namun saat melakukan perjalanan dari Surabaya menuju perairan selat Bali, kapal selam buatan Jerman tersebut hilang kontak dan tidak terdeteksi oleh radar.
Menurut rencana, KRI Nanggala-402 dijadwalkan ikut dalam latihan penembakan rudal di laut Bali, Kamis (22/4). Kapal yang hilang kontak 90 kilometer di utara perairan Bali, diduga berada di Palung dengan kedalaman 700 meter.
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono memperkirakan kemampuan oksigen KRI Nanggala apabila berada dalam kondisi blackout mampu 72 jam atau kurang lebih 3 hari.
”Jadi, kalau kemarin saat hilang kontak pukul 03.00 wita, sampai Sabtu pukul 03.00 wita. Mudah-mudahan ini segera ditemukan sehingga cadangan oksigen masih ada,” kata Laksamana TNI Yudo Margono seperti dilansir dari Antara di Base Ops Lanud Ngurah Rai, Bali, Kamis (22/4).
Kasal mengatakan KRI Nanggala dalam keadaan siap, baik personel maupun material. Personel lengkap serta material sudah ada dan sudah mendapat surat kelaikan.
KRI Nanggala dibuat tahun 1977 dan diterima angkatan laut delivery pada 1981 buatan HDW Jerman. Riwayat kapal itu, lanjut Kasal, sudah menembak torpedo latihan sebanyak 15 kali dan menembak torpedo perang dua kali dengan sasaran kapal eks KRI, keduanya tenggelam.
”Jadi, KRI Nanggala ini dalam kondisi siap tempur sehingga kami libatkan untuk latihan penembakan torpedo latihan maupun perang,” jelas Yudo.
Menyinggung soal sertifikat kelaikan, menurut Kasal, masih berlaku hingga 25 Maret 2022. Untuk itu masih layak untuk melaksanakan kegiatan operasi.
Terkait posko, lanjut Kasal, akan disiapkan di Lanal Banyuwangi yang akan diisi personel-personel karena unsur-unsur TNI AL ada di laut Bali dan Banyuwangi, yakni di Lanal Banyuwangi dan Lanal Denpasar.
Terkait dengan indikasi pergerakan bawah laut yang ditemukan pada Rabu (21/4), menurut dia, adalah rumpon bawah laut. Keberadaan rumpon tanah laut ini kemagnetannya sangat lemah.
”Saat ke sana, ada dari magnetometer KRI Rimau itu ditemukan kemagnetan yang tinggi di dalam suatu titik yang kedalamannya kurang lebih 50–100 meter melayang. Mudah-mudahan nanti sore kami bisa aksi menggunakan mutlybeam echosounder yang sekarang kami pasang di KRI Rimau Portable,” terang Yudo.
Dia juga berharap pada Kamis (22/4) KRI Rigel juga bisa datang bersamaan dengan aksi menggunakan mutlybeam echosounder yang sekarang terpasang di KRI Rimau Portable.
”Nah, ini nanti bisa diaksi lebih perinci lagi sehingga kelihatan di situ ditemukan kemagnetannya tinggi. Harapannya kemagnetan tersebut adalah KRI Nanggala,” kata Yudo.
Saat ini sudah ada lima KRI dan satu helikopter yang melakukan operasi pencarian dengan kekuatan yang lebih dari 400 orang. Selain itu, juga KRI Rigel (933) saat ini juga sedang bergerak yang dahulu pernah dilibatkan pada pencarian Sriwijaya Air. (jpg/gatot)
Diskusi tentang ini post